Massa dari berbagai elemen yang menolak pengesahan Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja (UU Ciptaker) mulai merangsek dan memadati Gedung DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (8/10) siang.
Pantauan CNNIndonesia.com melalui siaran langsung dari akun twitter Badan Penerbitan Pers Mahasiswa Universitas Gadjah Mada @bppmbalairung, pukul 12.10 WIB massa aksi mulai memasuki halaman gedung DPRD Yogyakarta. Mereka duduk sembari mendengar orator menyerukan semangat dan tuntutan yang mereka bawa, "Telah mati nurani wakil rakyat!" seru salah satu orator.
Kemudian, Pada pukul 13.20 WIB, beberapa massa aksi dari berbagai titik bertemu dan berkumpul di depan gedung DPRD Yogyakarta. Massa melakukan orasi, menyanyikan lagu Indonesia Tanah Air Beta dan yel-yel pembakar semangat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun sekitar pukul 13.30 WIB, demo penolakan tolak UU Ciptaker ini pun berlangsung memanas. Para pedemo terlihat melempari gedung dewan dengan menggunakan batu.
Adu hantam polisi dan massa aksi pun terjadi, dalam siaran video itu terdengar adu lemparan petasan dan batu yang terjadi di kawasan gedung. Terlihat pada pukul 13.40 WIB. Polisi pun mulai melepaskan tembakan air dari kendaraan meriam air (water cannon) kepada massa aksi unjuk rasa yang bertahan di area Gedung DPRD Yogyakarta.
"Massa aksi dan aparat bentrok. Aparat menembakkan pistol dan melemparkan gas air mata," kutip cuitan tersebut.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com di lokasi aksi, tembakan gas air mata itu akhirnya membuat barisan massa terbelah karena sebagian berlarian.
Elemen mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam aksi #JogjaMemanggil ini menyatakan mosi tidak percaya terhadap pemerintah dan DPR usai Omnibus Law UU Cipta kerja disahkan Senin (5/10) lalu itu.
Sementara itu melalui siaran dari akun instagram @bppmbalairung dari luar area gedung, terlihat ribuan massa juga memadati area dan menyoraki aparat keamanan yang menembakkan gas air mata dari dalam area pagar gedung DPRD.
Dalam serangkaian aksi ini, rencananya, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X juga akan menemui langsung perwakilan massa aksi di kantornya.
Sementara itu, gelombang penolakan UU Omnibus Law Ciptaker terus berlangsung selama dua hari lalu sejak Kelompok buruh, mahasiswa, dan organisasi masyarakat sipil di berbagai daerah turun ke jalan mendesak pemerintah membatalkan UU tersebut.Aksi massa setidaknya telah berlangsung di sejumlah daerah, seperti Bandung, Bekasi, Tangerang, Bandar Lampung, Semarang, Yogyakarta, Makassar, dan sejumlah daerah lain.
(asa/khr/sut/asa)