Orang Misterius Lempari Massa Aksi Ciptaker dari DPRD Medan

CNN Indonesia
Kamis, 08 Okt 2020 17:47 WIB
Aksi tolak Omnibus Law UU Ciptaker di Medan diwarnai aksi pelemparan oleh orang misterius dari atas Gedung DPRD Medan, Kamis (8/10) sore.
Suasana aksi tolak omnibus law ciptaker di Medan saat kondusif. (CNN Indonesia/Farida)
Jakarta, CNN Indonesia --

Aksi unjuk rasa menolak omnibus law UU Cipta Kerja (Ciptaker) di Medan, Sumatera Utara diwarnai aksi pelemparan oleh orang misterius dari atas Gedung DPRD Medan, Kamis (8/10) sore.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, aksi lempar itu terpantau setidaknya hingga lima kali dilakukan orang misterius dari atas atap Gedung DPRD Medan ke arah massa aksi yang berada di Jalan Kapten Maulana Lubis.

Tak ada korban dari aksi lemparan orang misterius tersebut. Sebagian dari mereka ada yang membalas, dan ada pula yang merekam aksi pelemparan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Polisi itu polisi [yang lempar]," tuding sejumlah massa sambil menunjuk ke arah atas Gedung DPRD.

Sementara itu, orang misterius itu kemudian terlihat tak lama melakukan pelemparan dan tak terlihat lagi dari bawah.

Saat dikonfirmasi, Kapolrestabes Medan Pol Riko Sunarko membantah tudingan massa bahwa yang melakukan aksi lempar dari atap Gedung DPRD Medan itu adalah polisi.

"Nggak ada itu dilempari. Enggak ada. Mana ada kita [polisi] di atas [atap DPRD Medan]," ujar Riko.

Aksi massa tolak omnibus law UU Ciptaker sendiri masih berlangsung hingga sore ini di Medan. Berdasarkan pantauan, massa aksi terpecah meski berada di lokasi yang tak berjauhan.

Massa ada yang berada di Jalan Imam Bonjol tempat DPRD Sumut, dan Jalan Kapten Maulana Lubis tempat DPRD Medan. Kedua gedung wakil rakyat itu berjarak tak jauh.

Aksi massa tolak omnibus law Ciptaker itu sendiri diwarnai kericuhan, dari mulai perusakan fasilitas umum hingga melempari ruko-ruko.

Aksi tersebut awalnya dipusatkan di DPRD Sumut. Namun para pendemo melempari polisi yang berjaga-jaga. Sejumlah pendemo melempari kaca gedung DPRD Medan dan DPRD Sumut.

Polisi berulangkali melepaskan tembakan gas air mata. Para pendemo kocar-kacir dikejar aparat kepolisian. Mereka bergeser ke Jalan Kapten Maulana Lubis hingga ke Lapangan Merdeka dan ke arah Stasiun Kereta Api Medan di Jalan Stasiun.

Bahkan toko-toko di sepanjang Jalan Kapten Maulana Lubis menjadi sasaran. Selain itu pendemo juga merusak pot bunga besar yang ada di Lapangan Merdeka. Hingga saat ini kerusuhan masih berlanjut.

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja, mengatakan personel saat bertugas dengan menyampaikan imbauan-imbauan kepada seluruh pengunjuk rasa untuk menyampaikan aspirasinya secara tertib dan santun.

"Imbauan ini dilakukan mengantisipasi terjadinya kerusuhan saat proses penyampaian aspirasi tersebut," ujarnya.

Tatan menambahkan, Polda Sumut telah menurunkan 2/3 dari jumlah personel sekitar 7.000 orang untuk melakukan pengamanan.

"Kita tetap mengantisipasi beberapa hari ke depan. Untuk Polda Sumut sendiri disiagakan 7.000 personel," ujarnya.

Selain di Medan, aksi tolak omnibus law UU Ciptaker yang disahkan pada 5 Oktober lalu juga terjadi hampir di semua wilayah di Indonesia.

Aksi pun pecah di Jakarta pada Kamis (8/10), di mana pada dua hari pertama polisi berhasil memblokade massa aksi melakukan unjuk rasa menolak UU Ciptaker di ibu kota RI tersebut.

(fnr/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER