Demonstrasi menolak Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) se-Kalimantan Barat di Gedung DPRD Kalbar, di Kota Pontianak, Kamis (8/10), berakhir ricuh.
Demonstrasi yang semula berjalan baik sejak pagi, pada sore hari berakhir dengan kericuhan. Massa yang terdiri dari buruh dan mahasiswa melempari botol plastik dan batu serta membakar sejumlah tanaman di pelataran Gedung DPRD.
Satreskrim Polresta Pontianak Kota pun menangkap 26 pedemo yang kedapatan membuat ricuh aksi massa itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabag Ops Polresta Pontianak, AKP Rizal mengatakan, kericuhan ditengarai disusupi oleh sejumlah orang tak dikenal .
"Sejumlah oknum itu (26 orang) sudah kita amankan untuk dimintai keterangan. Saat ini kita masih dalami motifnya apa, hingga melakukan pelemparan ke arah polisi dan merusak taman di Gedung DPRD serta barang-barang di sana," ujarnya.
Rizal memastikan tak ada yang mengalami luka berat akibat demo ricuh di Gedung DPRD Kalbar. Dan hingga saat ini, kendati massa aksi telah bubar, pihaknya masih melakukan penjagaan di sejumlah titik, seperti Gedung DPRD Kalbar, dan sejumlah objek vital nasional.
Presiden Mahasiswa IAIN Pontianak, M Ali Fahmi menyebut kericuhan dalam demo di Gedung DPRD Kalbar dilakukan oleh orang tak dikenal.
"Awalnya kami damai saja menolak UU Ciptaker, tapi kayaknya ada yang menyusupi demo kami hingga jadi lempar-lemparan dan bakar-bakar ban serta tanaman. Nah yang bakar dan lempar itu enggak pakai atribut kampus. Kita enggak tahu juga mereka datang dari mana," katanya.
Berkaca dari kericuhan hari ini, mahasiswa yang tergabung dalam aliansi mahasiswa nusantara akan melakukan konsolidasi ulang.
"Kami rapat ulang. Dan aksi berikutnya kami pastikan damai," katanya.