Sebuah video yang menampilkan anggota Panitia Kerja (Panja) Rancangan Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja dari Fraksi Partai Demokrat, Benny Kabur Harman viral di media sosial pada Kamis (8/10).
Dalam video berdurasi 1 menit 43 detik tersebut, Benny menyatakan dukungan terhadap klaster ketenagakerjaan dalam Rapat Panja RUU Cipta Kerja yang berlangsung di Hotel Novotel, Serpong, Tangerang Selatan, Banten pada Senin (28/9) lalu.
"Saya, ingin menyampaikan yang pertama sekali, dukungan, dan pernyataan kami terhadap kesungguhan pemerintah untuk memperbaiki, khususnya ekosistem investasi, perbaikan demokrasi, meningkatkan pelayanan, penegakan hukum, keadilan, komitmen terhadap lingkungan hidup, dan juga ketahanan bangsa, yang kami cermati menjadi spiritualitas utama rancangan RUU Cipta Kerja ini," kata Benny K Harman dalam video yang tersebar di media sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kami, mewakili Partai Demokrat mendukung sepenuhnya. Kami mengamati ada hal yang luar biasa yang kami anggap sebagai bentuk kesungguhan pemerintah," ujarnya melanjutkan.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Demokrat Jansen Sitindaon menyatakan bahwa video tersebut telah dipotong dari bentuk utuhnya. Ia menyatakan tindakan memotong video tak baik, sama seperi tindakan mematikan mikrofon ketika orang sedang menyampaikan pendapat. Menurutnya, sikap Partai Demokrat sejak awal adalah menolak RUU Ciptaker.
"Memotong video untuk framing itu tidak baik. Sama dengan mematikan mik orang ketika bicara. Beredar video menarasikan seakan-akan Pak Benny Harman mendukung RUU Cipta Kerja. Padahal itu tidak benar! Ini lengkapnya videonya. Sejak awal kami konsisten menolak," kata Jansen lewat akun twitter-nya, @jansen_jsp, Kamis (8/10).
Jansen kemudian mengunggah 4 video pendek yang berisi Benny memberikan pernyataan soal UU Ciptaker. Namun tak ada video yang berisi dukungan pada UU Ciptaker tersebut.
Benny sendiri lewat akun twitter-nya, @BennyHarmanID mengklaim diserang pasukan hantu bentukan kaum kapitalis yang ingin memperalat negara untuk menumpuk kuasa dan harta. Benny mengingatkan bahwa rakyat akan memonitor tindakan-tindakan tersebut.
"Demokrasi akan sehat jika ada ruang untuk berdialog dan berdebat secara jujur, terbuka, dan tulus. Saya diserang pasukan hantu, dengan senjata akun-akun palsu. Pasukan hantu itu bentukan kaum kapitalis, para cukong yang ingin peralat negara untuk menumpuk kuasa dan harta. Rakyat Monitor!" kata Benny.
Benny merupakan sosok yang mendapat sorotan publik setelah memimpin aksi walk out Fraksi Demokrat dalam Rapat Paripurna pengesahan RUU Omnibus Law Cipta Kerja menjadi Undang-Undang pada Senin (5/10) lalu.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bahkan menjuluki legislator asal Nusa Tenggara Timur (NTT) itu sebagai macan parlemen karena memiliki keberanian menyuarakan aspirasi masyarakat di DPR.
"Bang BKH (Benny) adalah sahabat diskusi saya. Ia adalah politisi senior (juga Wakil Ketua Umum) Partai Demokrat berasal dari NTT, yang sering disebut sebagai macan parlemen karena keberaniannya untuk menyuarakan aspirasi rakyat di DPR," tulis AHY dalam akun Instagram-nya, @agusyudhoyono, Rabu (7/9).
Namun, Demokrat bungkam saat diminta merespons tantangan elemen buruh yang tergabung dalam Akumulasi Kemarahan Buruh dan Rakyat (Akbar) Sumatera Utara (Sumut) untuk mengerahkan massa ke jalan, Kamis (8/10) kemarin.
Sejumlah petinggi di parpol berlambang mercy itu, seperti Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Hinca Panjaitan, Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat Ossy Darmawan.
Kemudian Wasekjen DPP Demokrat Irwan, Wasekjen DPP Demokrat Jansen Sitindaon, serta Ketua DPP Demokrat Herman Khaeron, tidak merespons saat dihubungi CNNIndonesia.com lewat pesan instan maupun sambungan telepon.
(mts/fra)