TGPF Minta Keterangan 25 Saksi Penembakan Intan Jaya

CNN Indonesia
Senin, 12 Okt 2020 17:29 WIB
Ketua Tim Investigasi Lapangan TGPF Intan Jaya mengatakan sedikitnya ada 25 saksi yang telah dimintai keterangan berkaitan dengan penembakan di Hitadipa.
Ketua Tim Investigasi Lapangan TGPF Intan Jaya, Benny Mamoto. (Detikcom/Hasan Alhabshy)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Tim Investigasi Lapangan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya, Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto mengatakan sedikitnya ada 25 saksi yang telah diperiksa dan dimintai keterangan berkaitan dengan peristiwa penembakan yang terjadi di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Meskipun telah memeriksa 25 saksi, Benny menyebut kemungkinan akan terus bertambah karena investigasi masih terus berjalan. Apalagi kasus yang ditangani di Hitadipa ini tak hanya kasus meninggalnya pemuka agama setempat, Pendeta Yeremia tetapi ada kasus lain yang terjadi dalam waktu berdekatan.

"Ada sekitar 25 saksi lebih karena masih berjalan. Ada tiga kasus di tiga TKP di Hitadipa dengan korban dua anggota TNI, pendeta Yeremia Zanambani," kata Benny melalui pesan singkat, Senin (12/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesempatan itu, Benny juga memastikan rombongannya terus bekerja meski sempat mengalami penyergapan hingga penembakan yang menyebabkan salah satu anggota TGPF, Bambang Purwako terkena dua luka tembakan.

Hanya saja kata dia, usai peristiwa itu pengamanan untuk anggota TGPF sedikit ditingkatkan. Bahkan untuk saat ini anggota TGPF juga meminimalisasi pergerakan dengan mendatangkan langsung para saksi ke tempat mereka.

"Pengamanan dan kewaspadaan untuk tim TGPF sudah ditingkatkan. Beberapa saksi bisa dihadirkan ke lokasi kami, sehingga mengurangi resiko pergerakan kami dari satu lokasi ke lokasi lain," kata Benny yang juga Ketua harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) tersebut.

Benny mengakui anggota tim memang sempat mengalami kepanikan saat insiden penembakan dan penyergapan terjadi. Apalagi kata dia, penyergapan tetap terjadi meski rombongan dikawal ketat. Meski begitu, seluruh anggota tim saat ini dalam kondisi baik dan tetap melakukan tugas menginvestigasi dengan maksimal.

"Kondisi psikologis anggota tim, memang saat terjadi penembakan agak panik dan kaget karena sudah ada pengawalan ketat masih diserang juga," kata dia.

TGPF Intan Jaya dibentuk pemerintah melalui Menko Polhukam Mahfud MD untuk menginvestigasi peristiwa penembakan yang terjadi September lalu. Dalam peristiwa ini ada empat korban tewas, dua anggota TNI, satu orang warga sipil dan satu lagi pemuka agama setempat, Pendeta Yeremia Zanambani.

Kematian Pendeta Yeremia sendiri justru menimbulkan pertentangan berkepanjangan. Pihak TNI menuding Yeremia ditembak hingga tewas oleh anggota KKB--sebutan untuk Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Sebaliknya, TPNPB-OPM justru menuding TNI yang melakukan penembakan yang menewaskan pendeta Yeremia.

(tst/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER