KAMI Jabar Bantah Isu Penyekapan Aparat Usai Demo di Bandung

CNN Indonesia
Kamis, 15 Okt 2020 15:52 WIB
Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia (KAMI) membantah isu penyekapan aparat kepolisian di posko medis usai demo tolak Omnibus Law berujung ricuh di Bandung.
Aparat melepas tembakan gas air mata saat demo tolak omnibus law berujung ricuh di Bandung, Kamis (8/10) (Foto: ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI)
Bandung, CNN Indonesia --

Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jawa Barat Sofyan Sjahril membantah isu penyekapan aparat kepolisian di posko medis usai demo tolak Omnibus Law Cipta Kerja di Bandung, Kamis (8/10) pekan lalu.


Soyfan menuturkan, pihaknya mendirikan posko medis sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang melakukan demo di depan DPRD Jabar, mengingat banyak peserta aksi saat itu mengalami kelelahan.

Unjuk rasa sendiri berakhir ricuh yang membuat para demonstran dibubarkan secara paksa oleh aparat dengan menggunakan gas air mata dan water canon. Adapun posko KAMI didirikan di garasi sebuah rumah di Jalan Sultan Agung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi sampai magrib itu suasana masih kondusif, kita juga salat berjamaah. Lalu tiba-tiba ada satu orang mengaku mahasiswa masuk posko, dia terlihat mengucek matanya seperti kena gas air mata. Kemudian dibantu tim kesehatan," ujar Sofyan, Kamis (15/10).

Sofyan menuturkan, saat seorang yang mengaku mahasiswa itu masuk, di belakangnya ada seorang lagi yang mengikuti. Pria tersebut memakai baju hitam, berhelm dan membawa pentungan.

"Masuk ke situ secara provokatif menarik tim medis di situ. Tapi ditahan sama tim lainnya karena dikira yang ditarik itu mahasiswa," ujarnya.

Sofyan menjelaskan, para relawan yang berada di lokasi tak mengetahui bila pria berpakaian bebas itu anggota polisi. Sebab, yang bersangkutan tak menjawab saat ditanya.

Singkat cerita, lanjut Sofyan, pria tersebut berusaha membuka gerbang. Namun para relawan KAMI menutup lagi gerbang itu.

"Akhirnya membalik, tim medis menutup gerbang. Satu petugas itu provokatif dengan tongkat pemukulnya dia buka gerbang sekencangnya oleh tim medis, ditutup lagi jatuh dia (petugas) kedorong. Anak ini atau siapalah saya tidak tahu akhirnya ada yang kesal dan marah. Jadi bukan disekap," tutur Sofyan.

Sebelumnya seorang anggota polisi berpakaian preman disekap dan dianiaya demonstran ricuh saat demo tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja. Anggota polisi Brigadir A itu dianiaya menggunakan sekop dan batu.

Kepala Bidang Humas Polda Jabar Komisaris Besar Erdi A Chaniago menyebut para tersangka melakukan penyekapan di sebuah bangunan di Jalan Sultan Agung, Kota Bandung, pada hari terakhir unjuk rasa.

Dalam kejadian itu polisi menangkap 75 orang yang diduga melakukan tindak anarkistis. Usai pengembangan kasus, polisi menetapkan tujuh orang sebagai tersangka.

"Anggota kita dianiaya kepalanya dengan menggunakan sekop kemudian menggunakan batu," ujarnya.

Ada tiga orang pelaku yang ditahan di Polda Jabar adalah pelaku yang melakukan penganiayaan.

"Yang tiga orang tersangka, kita kenakan pasal 170 dan 351 ancamannya lebih dari lima tahun. Pelaku yang kita tahan ini satu orang buruh kemudian dua orang swasta ya. Mereka berinisial DR, DH, dan CH," kata Erdi.

(hyg/gil)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER