Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan Presiden Joko Widodo akan tampak bijak jika bersedia mendengarkan aspirasi massa pengunjuk rasa di sekitar Istana Negara, Selasa (20/10).
Demo yang digelar kelompok buruh dan mahasiswa hari ini bertepatan dengan satu tahun kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf.
"Alangkah bijak jika Presiden mau mendengarkan aspirasi warganya," kata Mardani melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan presiden tak ubahnya sosok seorang ayah bagi masyarakat. Menurutnya, masyarakat akan merasa sedih apabila presiden tak menemui para pedemo.
"Saat rakyat perlu orang tua untuk menyampaikan aspirasi dan tidak bisa bertemu, tentu ini menyedihkan," katanya.
Meski begitu, Mardani tak menyalahkan Jokowi yang telah dua kali dalam bulan ini didemo dan selalu tak berada di Istana Negara, Jakarta. Mardani pun kasihan kepada Jokowi sebab tak diberi masukan yang tepat oleh orang-orang di lingkarannya.
"Kasihan Pak Jokowi tidak diberi masukan yang tepat. Padahal ujian kepemimpinan sederhana adalah menyayangi mereka yang berbeda pendapat dengan dirinya," kata dia.
![]() |
Terlebih, kata Mardani, elemen masyarakat yang saat ini tengah berunjuk rasa memiliki tujuan yang mulia, salah satunya yakni meminta agar Jokowi membatalkan Omnibus Law UU Cipta Kerja.
"Mereka yang demo itu punya tujuan mulia menyampaikan aspirasi. Kalau ada aksi anarki dilakukan oleh oknum, tinggal ditindak saja. Tapi mestinya ditemui," kata dia.
Jokowi sendiri saat ini tak berada di Istana Negara Jakarta. Dia justru berada di Istana Kepresidenan Bogor sejak Selasa pagi. Dia melakukan semua kegiatan di Bogor, mulai rapat terbatas melalui teleconference dan menerima Perdana Menteri Jepang Suga Yoshihide dan istrinya Ny. Suga Mariko.
Pada demo 8 Oktober lalu, Jokowi juga tak berada di Jakarta. Demo tersebut berakhir ricuh. Kala itu Jokowi tengah melakukan lawatan ke Kalimantan salah satunya untuk meninjau pengembangan Food Estate.
(tst/pmg)