Ketua Tim Investigasi Lapangan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya Benny Mamoto menyatakan pihaknya belum mendapatkan saksi mata atas atas penembakan yang menyebabkan Pendeta Yeremia Zanambani tewas, September lalu.
Saksi mata belum ditemukan meski TGPF Intan Jaya telah melakukan investigasi dan menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) tewasnya Pendeta Yeremia.
"Sejauh ini belum ada saksi mata yang melihat langsung kejadian," kata Benny saat menggelar konferensi pers terkait temuan TGPF di Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (21/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun memaparkan sejumlah kendala selama proses investigasi. Salah satunya, kata Benny, tim lapangan diberi waktu yang cukup terbatas untuk mengumpulkan informasi di wilayah Intan Jaya, dengan medan yang cukup terjal.
Karena keterbatasan itu TGPF fokus memaksimalkan waktu untuk olah TKP dan bertemu saksi lain termasuk istri dan keluarga korban.
Benny menuturkan sejauh ini TGPF hanya mendapatkan keterangan dari saksi setelah kejadian. Saksi pascainsiden itu adalah istri dari Yeremia sendiri.
"Yang ada adalah (saksi) pascakejadian, ketika sang istri menunggu suami enggak pulang-pulang, akhirnya cek ke kandang babi ditemukan kondisi itu (Yeremia tertembak)," kata dia.
Meski begitu Benny menyebut tak menutup kemungkinan timnya menemukan saksi mata penembakan Pendeta Yeremia. Dia mengklaim timnya sudah berhasil membangun kepercayaan dengan keluarga korban dan warga setempat. Sehingga tak menutup aliran informasi terbaru dalam kasus ini.
"Setelah membangun trust dengan keluarga dan tokoh-tokoh setempat mereka sepakat ingin beri info seandainya ada perkembangan," kata dia.
TGPF Intan Jaya hari ini merilis hasil investigasi kasus penembakan Pendeta Yeremia. Laporan buah investigasi pada 1-17 Oktober, itu publikasikan langsung oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD.
Mahfud, berdasarkan hasil investigasi itu menyebut terbunuhnya pendeta Yeremia pada 19 September lalu diduga melibatkan oknum aparat.
"Mengenai terbunuhnya pendeta Yeremia pada 19 September 2020, info dan data yang didapat tim menunjukkan dugaan keterlibatan oknum aparat," kata Mahfud saat menggelar konferensi pers, Rabu (21/10).
Selain dugaan keterlibatan aparat, hasil investigas juga membuka kemungkinan ada pihak ketiga yang menjadi pelaku pembunuhan Pendeta Yeremia.
Mahfud berkata pemerintah akan menyelesaikan kasus ini sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.
(tst/wis)