Siswa dan guru mengeluhkan kurangnya jumlah kuota umum selama pembelajaran jarak jauh (PJJ). Keluhan itu mencuat begitu memasuki satu bulan penyaluran kuota gratis pertama dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).
Muhammad Yusuf Ibrahim, guru SMAN 1 Tabukan Utara di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, mengatakan kuota belajar yang didapat masih tersisa banyak hingga Selasa (21/10).
Namun kegiatan mengajar daring sudah tersendat karena kuota umum yang berjumlah 5 gigabyte cepat habis. Padahal menurutnya, kebanyakan kegiatan belajar justru membutuhkan kuota umum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kuota utama (umum) sudah habis terpakai. Tapi yang multimedia (belajar) masih ada 34 gigabyte. Sebenarnya yang boros pemakaian kuota utama. Untuk kuota multimedia kan hanya membuka konten pembelajaran tertentu," katanya kepada CNNIndonesia.com melalui pesan singkat.
Yusuf menerima kuota tepatnya pada 29 September dengan jumlah 37 gigabyte kuota belajar dan 5 gigabyte kuota umum. Selama hampir tiga pekan, kuota belajarnya hanya terpakai 3 gigabyte.
Ia bercerita selama PJJ sekolahnya memang tidak banyak menggunakan aplikasi platform belajar, seperti Ruang Guru, Zenius atau Quipper. Yang banyak digunakan justru penggunaan internet dan video di Youtube.
Untuk membagikan materi dan tugas, Yusuf dan siswanya juga banyak menggunakan WhatsApp karena lebih mudah dinavigasi. WhatsApp sendiri termasuk dalam kuota belajar.
Namun begitu, ia mengharapkan pada bulan selanjutnya proporsi kuota belajar diperbanyak. Menurutnya, proporsi kuota belajar yang terlalu banyak justru berpotensi tak terpakai. Ia bahkan menyarankan agar jumlah keseluruhan kuota diperkecil saja.
"Apabila bisa diberikan pilihan, saya pribadi lebih memilih 25 gigabyte saja dengan porsi 15 gigabyte kuota utama (umum) dan 10 gigabyte kuota multimedia (belajar), karena kuota utama akan lebih fleksibel digunakan," lanjutnya.
![]() |
Berbeda halnya yang dialami Deprita Apsari, siswa kelas X di SMAN 70 Jakarta. Ia mengaku pemakaian internet sering tersendat, padahal kuota yang aktif masih banyak.
Siswa jurusan IPA itu menerima bantuan kuota sebesar 30 gigabyte pada 28 September. Selang tiga pekan kemudian, kuotanya tersisa 20,89 gigabyte.
"Kondisi kayak gini aku selama ini [PJJ] pakai kuota. Aku enggak pakai wifi, lebih sering pakai kuota. Karena wifi kadang sinyalnya enggak mendukung, jadi susah buat zoom," katanya kepada CNNIndonesia.com.
Meskipun sudah dapat bantuan kuota, tapi Deprita ujung-ujungnya harus membeli kuota sendiri. Ia mengeluhkan kuota gratis dari Kemdikbud yang sering kali tak bisa dipakai, khususnya untuk menjelajahi internet.
Dia tak begitu paham mengenai pembagian jumlah kuota umum dan belajar yang diterima. Tapi yang jelas, kata dia, pemakaian kuota gratis sering tak bisa dipakai.
"Saran aku ke depannya kuotanya enggak usah terlalu banyak. Yang penting bisa dipake buat internetan dan bisa membantu sekolah online seperti sekarang ini," tambahnya.
Sedangkan Adelwin Airel Anwar, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia, secara umum merasa puas dengan bantuan kuota gratis Kemdikbud. Kuota tersebut seringnya dia pakai kalau sedang kuliah di luar rumah.
Selama empat pekan memakai kuota gratis, ia menemukan banyak situs dan aplikasi tidak bisa dipakai dengan kuota belajar. Seperti jejaring Line, untuk akses email, maupun mencari jurnal di internet. Namun hal tersebut masih teratasi karena ia lebih sering belajar dengan jaringan wifi.
"Untuk PJJ biasanya pakai aplikasi Zoom, Google Meet, sama Google Classroom. Untuk browsing biasanya file-file, jurnal, artikel, dan lain-lain. Tapi masih lebih sering dipakai untuk Zoom," ungkapnya kepada CNNIndonesia.com.
Adelwin menerima kuota gratis sebanyak 42 gigabyte pada 22 September lalu. Tepat sehari lalu kuota umumnya habis, sedangkan kuota belajar hanya terpakai dua gigabyte selama sebulan. Ia mengaku tak banyak mendapat kendala selama pemakaian kuota.
Bantuan kuota Kemdikbud akan kembali disalurkan mulai 22-23 Oktober untuk tahap pertama dan 28-30 Oktober untuk tahap kedua. Sebanyak 27,3 juta peserta yang sudah menerima kuota bulan lalu bakal otomatis mendapat kuota dari operator.
Peserta yang baru mendaftarkan diri dan memverifikasi nomor teleponnya di atas tanggal 30 September juga bakal menerima subsidi kuota bulan ini hingga Desember 2020.
(fey/pmg)