Ditreskrimum Polda Metro Jaya meringkus enam admin WhatsApp group (WAG) yang menggerakkan massa pelajar STM untuk ikut dalam demonstrasi Omnibus Law Cipta Kerja dan membuat kerusuhan.
Penangkapan ini merupakan hasil pengembangan dari 143 tersangka aksi demo tolak Omnibus Law Cipta Kerja yang berujung ricuh.
Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengatakan penangkapan pertama terhadap tiga orang yang merupakan admin WAG 'Jakarta Timur'. Ketiganya adalah FI, MM, dan MA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini mereka adalah selama ini membuat, merupakan kreator dan admin grup WA Jakarta Timur, terkait undang-undang Omnibus Law," kata Nana di Polda Metro Jaya, Selasa (27/10).
Kata Nana, pihaknya masih mengembangkan apakah ada grup serupa di wilayah-wilayah lainnya.
Selanjutnya, polisi meringkus dua orang yang merupakan kreator dan admin WAG 'Demo Omnibus Law'. Keduanya yakni AP dan FS.
Polisi kembali melakukan pengembangan dan meringkus seseorang berinisial MAR. Dia merupakan admin dari WAG 'STM seJabodetabek'.
"MAR ini adalah yang mengambil postingan-postingan sebagai bahan hasutan dari akun Facebook STM seJabodetabek ke WAG," ucap Nana.
Dari WAG ini, Nana menyebut masih ada tiga orang yang menjadi DPO dan dalam proses pengejaran.
"Ini pengungkapan krimum, dari WAG STM seJabodetabek, ini para pelaku adalah semuanya anak pelajar," ujar Nana.
Sementara itu, Ditreskrimsus Polda Metro Jaya juga meringkus empat admin grup Facebook 'STM seJabodetabek'. Mereka adalah WH, MRAI, GAS, JF.
Para admin itu membuat unggahan di Facebook untuk mengajak para pelajar STM ikut bergabung dalam demonstrasi.
"(Contohnya) seperti ini, 'STM bergerak, panggilan kepada seluruh STM seJabodetabek ke gedung istana'. Postingan ini memang berisi hasutan yang mengajak untuk melakukan demo anarkis 'Ayo ikut membela hak kita, lawan hukum yang enggak masuk akal'," tutur Nana.
Terakhir, admin grup Instagram '@panjang.umur.perlawanan', berinisial FN juga ditangkap.
"Ini merupakan admin kelompok anarko, atas nama FN, ini pelajar juga," ujar Nana.
Nana menuturkan saat ini pihaknya masih mengembangkan apa kaitan pelajar dan kelompok anarko.
"Dalam hal ini kami terus penyelidikan, penyidikan, pengembangan demo anarkis," katanya.
(dis/wis)