Calon wali kota Medan nomor urut 1, Akhyar Nasution mengklaim tak memiliki banyak uang untuk bertarung dalam Pilkada 2020. Ia juga mengaku tak punya sponsor apalagi mafia yang menyokong dirinya.
"Akhyar, Salman tidak punya duit, tidak punya sponsor apalagi mafia. Kalau menang kami tidak punya beban. Tidak ada orang kuat di belakang kami. Cuma bapak-ibu yang kami perjuangkan," kata Akhyar dalam silaturahmi dengan masyarakat Jalan Wakaf, Medan Polonia, Selasa (27/10).
Menurut Akhyar, dirinya bisa saja mencari pemodal meminjam uang sebesar Rp50 miliar untuk kampanye selama Pilkada 2020. Namun, uang tersebut harus dikembalikan dengan nominal yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau saya keluar banyak, bisa-bisa saya bakal jadi maling untuk mengembalikannya. Tapi semua itu tidak saya lakukan, dalam hal ini kita harus efektif dalam pengelolaan uang yang dipakai untuk mengikuti kontestasi ini," katanya.
Akhyar mengatakan kejahatan politik dimulai dari politik uang. Calon petahana yang diusung Demokrat dan PKS itu mengklaim tak akan bagi-bagi uang agar masyarakat memberikan suara.
"Kalau saya bayar suara bapak dan ibu, saya tidak punya kewajiban untuk bekerja melayani. Saya tidak mau seperti itu. Saya mau kita bangun Medan ini secara bersama-sama," ujarnya.
Lebih lanjut, Akhyar pun meminta para pendukungnya melakukan politik santun dan beretika. Ia mengimbau pendukungnya bisa merayu masyarakat agar memilih dirinya tanpa harus mengeluarkan uang.
"Tapi lakukan lah politik santun dan beretika, dekati dan rayu masyarakat supaya memilih dari hati nurani di negeri demokrasi," ujarnya.
Dalam Pilkada Medan 2020, Akhyar Nasution berpasangan dengan Salman Alfarisi yang diusung Demokrat dan PKS. Pasangan Akhyar-Salman melawan menantu Presiden Joko Widodo, Bobby Nasution yang berpasangan dengan Aulia Rachman.
Pasangan nomor urut 02 itu diusung delapan partai politik antara lain PDIP, Gerindra, Golkar, NasDem, PPP, PAN, Hanura, dan PSI.
(fnr/fra)