Hasil survei Spektrum Politika menyatakan 90,1 persen masyarakat Sumatera Barat tak khawatir dengan virus corona (Covid-19) di tengah pelaksanaan Pilkada 2020. Mayoritas responden ingin memberikan hak suaranya untuk memilih calon gubernur-wakil gubernur.
Direktur Survei dan Data Spektrum Politika, Andri Rusta, menjelaskan bahwa pihaknya mengajukan dua pertanyaan kepada responden. Pertama, apakah warga khawatir terhadap Covid-19 pada masa pilkada? Sebanyak 90,1 persen responden menjawab tidak khawatir.
Kedua, apakah warga datang ke TPS dalam pandemi Covid-19? Sebanyak 78 persen responden menjawab datang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka tetap datang ke TPS karena tidak khawatir terhadap Covid-19. Hal itu berkaitan dengan sekitar 60 persen masyarakat Sumbar yang patuh protokol kesehatan, dan berbarengan dengan 39,9 persen masyarakat Sumbar yang percaya Covid-19 konspirasi global berdasarkan hasil survei kami," ucap Andri kepada CNNIndonesia.com, Selasa (27/10).
Andri menjelaskan bahwa pihaknya mengadakan penelitian tersebut untuk menjawab kekhawatiran sejumlah ahli ihwal tingkat partisipasi pemilih pada pilkada dalam masa pandemi ini rendah. Berdasarkan survei Spektrum, kekhawatiran itu terbantahkan di Sumbar.
"Variabel tingkat partisipasi itu banyak, misalnya kualitas calon, sosialisasi pemilihan, hari pemilihan. Kini ada asumsi bahwa itu semua dikalahkan oleh variabel Covid-19, seperti asumsi sejumlah ahli. Ternyata apa yang dikhawatirkan itu tidak terjadi di Sumbar," ucapnya.
Menurut Andri, partisipasi pemilih pada Pilkada Sumbar kali ini justru meningkat. Ia memprediksi tingkat partisipasi pemilih 73 persen. Angka itu tinggi daripada tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada Sumbar 2015, yang sebesar 58 persen.
"Kalau yang hadir ke TPS 78 persen, sedangkan margin of error survei kami 2,9 persen, kemungkinan tingkat partisipasi sekitar 73 persen," katanya.
Tingginya tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada Sumbar 2020, kata Andri, dipengaruhi oleh jumlah calon. Pada pilkada kali ini terdapat empat pasangan calon, sedangkan pada Pilkada Sumbar sebelumnya hanya ada dua pasangan calon.
Spektrum Politika melakukan survei di 19 kabupaten/kota di Sumbar pada 10-15 September 2020. Mereka mewawancarai 1.220 responden yang menjadi sampel yang diambil secara bertingkat.
Sementara itu, Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas, Defriman Djafri, mengatakan bahwa mencoblos di TPS dalam masa pandemi Covid-19 tak perlu dikhawatirkan, karena ada pengaturan agar tidak terjadi kerumunan orang.
Pihaknya justru mengkhawatirkan rangkaian pilkada, seperti kampanye, penghitungan suara, dan kemungkinan pendukung peserta pilkada yang tak puas terhadap hasil pemilihan. Menurutnya, rangkaian pilkada tersebut berpotensi memunculkan kerumunan orang.
"Itu yang perlu dikhawatirkan dan diantisipasi, bukan mencoblosnya. Ada tidak antisipasi itu?" ujarnya.
(adb/bmw)