Massa aksi yang mengatasnamakan dirinya Aliansi Umat Islam se-Bandung Raya menggelar aksi unjuk rasa memprotes Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait pelbagai pernyataan yang dinilai menyudutkan Islam.
Unjuk rasa yang dinamai Aksi Bela Islam dan Bela Kehormatan Nabi Muhammad tersebut digelar di depan Gedung Sate dan DPRD Provinsi Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung.
Massa aksi sudah berkumpul di kawasan Gedung Sate sekitar pukul 09.00 WIB. Mereka kemudian memulai aksi sekitar pukul 09.30 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah menggelar orasi, pada pukul 10.50 WIB, massa aksi bergerak menuju DPRD Jabar. Mereka kembali menggelar orasi.
"Aksi ini digelar untuk menyuarakan keprihatinan kita atas sikap pimpinan Prancis Emmanuel Macron," kata koordinator lapangan aksi Aliansi Umat Islam se-Bandung Raya Dany Ramdhani.
"Umat Islam di seluruh dunia mencintai perdamaian, tapi umat Islam tidak akan diam kalau dicaci dan dimaki, apalagi menghina Rasulullah, menghina Rasulullah sama juga menghina Islam," kata dia menambahkan.
Dani menyatakan, aksi unjuk rasa ini digelar sebagai bentuk kecintaan kepada Nabi Muhammad.
"Ini bentuk kecintaan kita kepada Rasulullah, meski kita harus berpanas-panasan, Allahuakbar," katanya.
Unjuk rasa ini dijaga oleh polisi. Namun demikian, massa aksi tidak sampai mengganggu arus lalu lintas sebab pihak kepolisian tidak melakukan penutupan jalan.
Diketahui, berbagai protes muncul menyusul pernyataan Macron terkait umat Islam. Pernyataan itu disampaikan Macron setelah aksi pembunuhan terhadap guru sejarah Samuel Paty terkait karikatur Nabi Muhhamad SAW di majalah Charlie Hebdo.
Macron sendiri sudah angkat suara terkait protes tersebut. Dalam wawancara yang dilakukan saluran TV berbasis di Qatar, Al Jazeera, Macron memberikan penjelasannya mengenai maksud ucapan sebelumnya dengan nada yang lebih lembut.
"Saya bisa mengerti bahwa orang bisa dikejutkan oleh karikatur itu, tetapi saya tidak akan pernah menerima bahwa kekerasan bisa dibenarkan," katanya, Sabtu (31/10).
"Saya menganggap itu tugas kami untuk melindungi kebebasan kami dan hak-hak kami," tambahnya dalam kutipan wawancara tersebut.