Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Fadli Zon mengkritik pernyataan Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang mempertanyakan sumbangsih generasi milenial terhadap negara selain melakukan demonstrasi berujung perusakan.
Fadli mengatakan aksi unjuk rasa dalam rangka menolak Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) merupakan bukti generasi milenial, baik yang duduk di bangku universitas atau sekolah, peduli terhadap nasib Indonesia.
"Mereka sekarang ini turun ke jalan, ada sebagian mahasiswa maupun pelajar, tentu harus kita apresiasi. Artinya, mereka masih peduli pada nasib bangsa ini," kata dia, lewat kanal Youtube miliknya, Fadli Zon Official, Senin (2/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyatakan seluruh elemen masyarakat seharusnya merespons aksi demonstrasi tolak UU Ciptaker yang dilakukan generasi milenial sebagai kabar gembira. Menurutnya, generasi milenial sudah menunjukkan kepedulian terhadap potensi dampak keberadaan UU Ciptaker di masa mendatang.
"Ini sebenarnya harus kita terima sebagai kabar gembira, bukan kabar buruk bahwa generasi muda kita tidak apatis, generasi muda kita peduli terhadap apa yang terjadi saat ini karena akan memiliki dampak kepada mereka di masa kini maupun akan datang," kata anggota Komisi I DPR RI itu.
Lebih lanjut, Fadli menyebut bahwa generasi milenial menanggung beban yang sangat berat dari yang ditinggalkan oleh generasi sebelumnya. Beban tersebut, menurutnya, antara lain beban masalah sosial dan politik, hingga ekonomi yang bakal meninggalkan utang sangat tinggi.
"Kebijakan-kebijakan yang dilakukan sekarang, tentu mempunyai dampak langsung bagi generasi yang akan datang"kata Fadli.
Terkait tindakan-tindakan perusakan, vandalisme, dan kekerasan yang terjadi dalam demonstrasi tolak UU Ciptaker, menurut Fadli, hal itu hanya bagian dari penyimpangan.
Ia berpendapt penyimpangan harus ditangkap dan ditindak secara hukum. Namun, Fadli mengingatkan bahwa tindakan perusakan, vandalisme, dan kekerasan itu bisa saja dilakukan oleh agen provokasi yang selama ini dikenal dalam dunia intelijen.
Mantan Wakil Ketua DPR itu pun meminta agar kemungkinan tindakan perusakan, vandalisme, dan kekerasan itu dilakukan oleh agen provokasi diusut secara tuntas.
"Jangan sampai, agen provokasi tersebut merusak demokrasi kita" ujar Fadli.
Sebelumnya, Mega--sapaan akrab Megawati--sempat menyinggung soal sumbangsih generasi milenial bagi bangsa saat acara peresmian kantor DPP PDIP secara virtual pada peringatan Hari Sumpah Pemuda.
Dalam kesempatan itu, Mega turut menyinggung aksi demonstrasi yang justru berujung pada perusakan sejumlah fasilitas umum.
"Apa sumbangsih kalian untuk bangsa dan negara ini? Masa hanya demo saja? Nanti saja di-bully, saya enggak peduli," kata Mega saat itu.
"Yang mau demo-demo, ngapain sih kamu demo-demo? Kalau enggak cocok, pergi ke DPR. Di sana ada yang namanya rapat dengar pendapat, itu terbuka bagi aspirasi kalian," tambahnya.