Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Daerah Provinsi Jawa Barat, Daud Achmad, menjelaskan penyebab angka kasus positif aktif virus Corona di wilayahnya terbilang cukup tinggi.
Menurut Daud, kasus positif aktif Covid-19 di Jabar ada sebanyak 10.062 kasus. Berdasarkan daerah persebarannya, lanjut Daud, kasus positif berada di wilayah Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek).
"Wilayah Bodebek sampai saat ini masih jadi episentrum sebaran Corona karena hampir 70 persen angka kasus di Jabar berasal dari wilayah sana," kata dia dalam jumpa pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (6/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam catatan satgas, wilayah Bodebek tercatat paling banyak ditemukan kasus Corona, lantaran letak dan pergerakan orang di wilayah ini berhubungan langsung dengan DKI Jakarta.
Mayoritas warga yang bekerja di Jakarta biasanya pulang langsung ke wilayah Bodebek.
"Bodebek itu tidak bisa lepas dari DKI. Banyaknya pergerakan orang dan relatif lebih bebas untuk bolak balik dari Bodebek ke Jakarta dan sebaliknya. Artinya kemungkinan angka aktif tinggi itu pasti terjadi," ungkapnya.
Berdasarkan data, kasus positif Covid-19 di Jabar bertambah 627 per Kamis (5/11). Pasien yang meninggal bertambah sembilan orang. Dan pasien yang sembuh bertambah 380 orang.
Kemungkinan lain penyebab masih tingginya angka kasus Covid-19 diungkapkan Daud, karena saat ini Pemprov Jabar masih akan melakukan sinkronisasi data.
Musababnya, kasus Covid-19 dari kabupaten atau kota dalam setiap hari dipastikan terus berubah.
Ia menjelaskan, pihaknya tengah melakukan pengecekan data pasien sembuh yang menjalani isolasi mandiri tercatat dengan baik atau tidak. Sedangkan, pasien yang sembuh di rumah sakit, otomatis sudah tercatat dengan baik.
"Kita akan memastikan apakah pasien sembuh yang menjalani isolasi mandiri sudah tercatat dengan baik atau tidak. Jika tak tercatat dengan baik, maka wajar angka positif aktif di Jabar cenderung tinggi," ujarnya.
Menurut Daud, saat ini kabupaten atau kota di Jabar masih mengumpulkan data terkait jumlah warganya yang positif dan menjalani isolasi mandiri dan isolasi di rumah sakit.
"Kalau misalnya yang isolasi mandiri ini luput dari pencatatan atau luput dari pelaporan, tentunya angka yang aktif ini masih tinggi. Makanya sampai saat ini masih terus kita konsolidasikan," ujarnya.
(hyg/ard)