Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngipang Surakarta, Jawa Tengah membatasi pelayanan setelah puluhan pegawainya terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona (Covid-19). Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Solo mengidentifikasi kasus pertama pada Kamis (5/11).
Ketua Pelaksana Harian Satgas Covid-19 Solo, Ahyani mengatakan pihaknya telah melakukan pelacakan secara masif kepada seluruh tenaga medis dan karyawan RSUD yang dikelola Pemerintah Kota (Pemkot) Solo itu.
"Dari tracing pertama diketahui ada 20-an pegawai yang tertular," katanya, Minggu (8/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ahyani, sulit mengetahui dari mana puluhan pegawai tersebut tertular virus corona. Pasalnya, dua per tiga pegawai yang tertular tinggal di luar kota. Tak menutup kemungkinan mereka tertular saat berinteraksi dengan orang tanpa gejala (OTG) di luar lingkungan rumah sakit.
Terlebih, RSUD Ngipang selama ini hanya memiliki 8 ruang perawatan Covid-19. Merujuk laman web corona.jatengprov.go.id hanya merawat total 46 kasus sejak Maret 2020.
"Tidak harus di rumah sakit. Bisa saja dia interaksi dengan orang di luar. Apesnya, yang diajak interaksi ternyata OTG. Kan bisa saja," kata pria yang menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo itu.
Ledakan kasus Covid-19 di fasilitas kesehatan sudah beberapa kali terjadi di Kota Solo. Sebelumnya, kasus serupa pernah terjadi di Puskesmas Mojosongo, Semanggi, Sibela, RSUD dr Moewardi, dan RS Kasih Ibu.
"Semuanya tetap buka. Hanya pelayanannya yang dikurangi," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama RSUD Ngipang Surakarta, dr Willy Handoko mengatakan pembatasan layanan berlaku sejak Senin (9/11) hingga Jumat (13/11). Namun ia enggan dikonfirmasi mengenai adanya kasus Covid-19 yang dialami pegawainya. Menurutnya, pembatasan layanan dilakukan karena adanya penataan ulang tenaga kerja di lingkungan RSUD Ngipang Surakarta.
"Sementara kita tidak membuka pelayanan poliklinik, rawat jalan, rawat inap, operasi, dan persalinan. IGD hanya kita layani untuk korban kecelakaan," katanya.