Survei Populi Center menunjukkan kepuasan publik terhadap kinerja Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menurun setelah satu tahun pemerintahan di periode kedua, 2019-2024.
Pada survei Oktober 2020, Populi Center merekam kepuasan terhadap Jokowi hanya di angka 60,7 persen. Angka itu terdiri dari 53,2 persen responden yang menyatakan puas dan 7,5 persen yang menyatakan sangat puas.
"Tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Joko Widodo berada di angka 60,7 persen masyarakat yang menjawab puas. Angka ini mengalami penurunan jika dibanding survei di bulan November 2019 dengan 65,1 persen," seperti dikutip dari keterangan tertulis Populi Center, Senin (9/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Survei itu juga memperlihatkan peningkatan ketidakpuasan publik terhadap Jokowi dalam sekitar setahun terakhir.
Pada Oktober 2020 sebanyak 33,3 persen menyatakan tidak puas dan 2,8 persen sangat tidak puas.
Dibandingkan survei sebelumnya pada November 2019, jumlah yang tidak puas terhadap kinerja Presiden Jokowi ada di angka 16,6 persen. Pada bulan yang sama responden yang menyatakan sangat tidak puas adalah 1,1 persen.
Jika dilihat secara rinci di bagian penanganan masalah, publik paling tidak puas di isu pengangguran dan kemiskinan. Ada 65,6 persen responden tak puas tentang pengangguran dan 62,1 persen soal kemiskinan.
"Penurunan atas tingkat kepuasan kinerja Presiden Joko Widodo ini dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 yang membuat kinerja pemerintahan Joko Widodo kurang optimal," tulis Populi Center.
Survei ini dilakukan Populi Center pada 21-30 Oktober 2020 di 100 kabupaten/kota yang tersebar secara proposional di 34 provinsi di Indonesia. Survei dipublikasikan pada Senin (9/11).
Sebanyak 1.000 orang responden dilibatkan lewat metode multistage random sampling. Penelitian ini menggunakan margin of error 3,10 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sebelumnya, dalam survei yang dilakukan Indo Barometer dan dirilis pada 5 November lalu, tingkat kepuasan atas kinerja Jokowi pada periode kedua kepresidenan ini berada di angka 64,6 persen. Sementara yang menyatakan tidak puas ada 33,1 persen.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari mengatakan hasil survei tersebut lebih baik dari periode pertama Jokowi. Pada September 2015, kepuasan terhadap Jokowi hanya 46,0 persen. Sementara 51,1 persen menyatakan tak puas.
Indo Barometer mencatat responden yang puas beralasan Jokowi mempunyai hasil kerja nyata (27,1 persen), Jokowi orangnya merakyat (20,1 persen), dan banyak pembangunan infrastruktur (19 persen).
Sementara, alasan ketidakpuasan publik terhadap Jokowi adalah karena menilai pemerintahan Jokowi menguntungkan pihak tertentu (16,4 persen).
Kemudian 13,4 persen tak puas karena merasa banyak tenaga kerja asing. Alasan lainnya adalah perekonomian Indonesia menurun (13,1 persen), lapangan pekerjaan terbatas (11,6 persen), dan kesejahteraan masyarakat menurun (7,6 persen).