Alasan Satgas Covid Beri Masker di Acara Rizieq Shihab

ang & Satgas Covid-19 | CNN Indonesia
Senin, 16 Nov 2020 09:01 WIB
Pemberian masker dan hand sanitizer tersebut dilakukan untuk menegakkan aturan pemerintah tentang penerapan protokol kesehatan demi mencegah penyebaran Covid.
Rizieq Shihab (tengah) menyapa ribuan jamaah di jalur Puncak, Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/11). (Foto: ARIF FIRMANSYAH/ARIF FIRMANSYAH)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyebutkan, pihaknya memberi bantuan berupa masker kain, masker medis, dan hand sanitizer kepada panitia kegiatan Maulid Nabi dan panitia perayaan pernikahan putri Rizieq Shihab pada Minggu (15/11).

Pemberian tersebut dilakukan karena Satgas Covid-19 tidak melihat penerapan protokol kesehatan yang dijalankan pada setiap kegiatan yang melibatkan Rizieq.

"Setelah beberapa hari terakhir, kita menyaksikan sejumlah aktivitas yang dihadiri oleh Habib Rizieq Shihab. Banyak sekali masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan, tidak menjaga jarak dan banyak yang tidak menggunakan masker. Dan ini yang sangat kita sayangkan," ungkap Doni Monardo di Media Center Satgas Penanganan Covid-19, Jakarta, Sabtu (14/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, menurut Doni, bantuan diberikan untuk menegakkan aturan pemerintah demi mencegah penyebaran Covid-19. Ia berharap agar bantuan dipergunakan sebagaimana mestinya.

"Pemberian bantuan berupa masker dan juga hand sanitizer kepada panitia bukan hanya untuk menegakkan protokol kesehatan di lingkungan tersebut, tetapi juga bagian dari upaya untuk mengajak seluruh komponen yang ada di sekitarnya mau menggunakan masker. Masker diberikan untuk dipakai," katanya.

Lebih lanjut, Doni kembali mengingatkan bahwa Covid-19 dapat jadi mesin pembunuh bagi mereka yang masuk dalam kategori usia lanjut, juga yang memiliki penyakit penyerta atau komorbiditas.

"Mungkin bagi mereka yang usia muda, sehat apabila terpapar Covid-19 relatif bisa sembuh dalam waktu yang tidak lama. Namun pengalaman kita selama ini, ketika yang terpapar itu lansia dan penderita komorbid maka risikonya sangat fatal. Saya ulangi lagi, sangat fatal," tegas Doni.

Sebagaimana data yang disampaikan Satgas Penanganan Covid-19, terdapat tren kasus kluster keluarga yang meningkat dari orang tanpa gejala (OTG) yang menulari keluarganya di rumah, sehingga berujung fatal. Hal ini yang coba diantisipasi oleh Satgas Covid-19.

"Tidak sedikit saudara-saudara kita yang kelompok rentan, yaitu lansia dan penderita komorbid ini akhirnya wafat, akhirnya meninggal dunia. Karena tertular dari keluarga yang tidak ada gejala," kata Doni.

Dia menambahkan bahwa para pakar dan pimpinan, baik di tingkat pusat maupun setiap daerah, telah mengingatkan pentingnya menerapkan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.

Satgas menyebutkan bahwa pandemi masih berlangsung dan setiap elemen masyarakat diminta berkontribusi memutus mata rantai penularan Covid-19 dengan menerapkan 3M yakni memakai masker dengan benar, menjaga jarak aman, dan mencuci tangan pakai sabun. Dalam bulan-bulan belakangan, Satgas terus menggencarkan kampanye #ingatpesanibu untuk #pakaimasker #jagajarak dan #cucitangan.

(rea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER