Mahfud: Sengaja Lakukan Kerumunan Massa Potensi Jadi Pembunuh

CNN Indonesia
Senin, 16 Nov 2020 14:53 WIB
Menko Polhukam Mahfud MD menyebut orang yang sengaja menyebabkan kerumunan massa berpotensi menjadi pembunuh bagi kelompok rentan terpapar Covid-19.
Menko Polhukam Mahfud MD menyebut orang yang sengaja menyebabkan kerumunan massa berpotensi menjadi pembunuh bagi kelompok rentan terpapar Covid-19. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut orang yang secara sengaja menyebabkan kerumunan massa berpotensi menjadi pembunuh terhadap kelompok rentan yang mudah terinfeksi virus Covid-19.

"Orang yang sengaja melakukan kerumunan massa tanpa mengindahkan protokol kesehatan berpotensi menjadi pembunuh potensial terhadap kelompok rentan," kata Mahfud dalam konferensi pers, Senin (16/11).

Mahfud mengklaim, pemerintah bersama stakeholder terkait telah berupaya menuju arah terbaik dalam penanganan Covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, menurutnya, masyarakat saat ini telah mulai menyadari pentingnya langkah memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun untuk mencegah penularan virus tersebut.

Namun, kata dia, pelanggaran nyata justru terjadi dengan massa yang berkumpul secara masif dalam satu pekan terakhir.

"Bisa membuyarkan segala upaya yang kita lakukan delapan bulan terakhir," kata Mahfud.

Sepekan belakangan, Imam Besar Front Pembela Islam (RPI) Rizieq Shihab diketahui menggelar serangkaian acara usai kembali ke Indonesia.

Acara itu berupa Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus akad nikah putrinya, Najwa Shihab yang dilanjutkan dengan resepsi.

Dalam kegiatan itu, massa berkumpul dalam jumlah besar dengan mengabaikan protokol kesehatan yang berlaku di massa pandemi.

Mahfud mengaku telah mendengarkan segala bentuk keluhan dan masukan dari berbagai elemen masyarakat, baik dari tokoh agama, tokoh masyarakat, para dokter, relawan, hingga purnawirawan TNI dan Polri terkait peristiwa itu.

Pemerintah diminta tak membiarkan kerumunan yang melanggar aturan itu.

"Mereka mengeluh seakan perjuangan mereka tidak dihargai sama sekali. Bahkan mereka mengatakan negara tidak melihat dan tidak boleh melakukan pembiaran terhadap aksi-aksi pelanggaran aturan, pembangkangan, premanisme, dan pemaksaan kehendak serta tindakan-tindakan lain yang dapat mengoyak persatuan dan kesatuan bangsa dan negara," kata dia.

(psp/tst)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER