Menag: Semua Agama Tak Ajarkan Gaya Arogan dan Unjuk Kekuatan

CNN Indonesia
Selasa, 17 Nov 2020 10:31 WIB
Menteri Agama Fachrul Razi juga meminta agar umat beragama tidak meneriakkan hal-hal yang memicu sentimen keagamaan demi persatuan.
Menteri Agama Fachrul Razi juga meminta agar umat beragama tidak meneriakkan hal-hal yang memicu sentimen keagamaan demi persatuan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Agama Fachrul Razi mengingatkan agar seluruh umat beragama di Indonesia tidak bertindak arogan, apalagi unjuk kekuatan.

Dia mengatakan semua agama mengajarkan kesantunan dan akhlak terpuji yang harus dijunjung oleh umatnya.

"Semua agama di Indonesia tidak mengajarkan gaya-gaya yang arogan dan unjuk kekuatan. Semua agama mengajarkan kesantunan dan akhlak terpuji," kata Fachrul dalam keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (17/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fachrul turut menyinggung berapapun besarnya jumlah anggota organisasi di negeri ini, tidak lebih besar dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta. Apabila ada organisasi yang memiliki anggota hingga satu juta orang, masih ada organisasi lain yang memiliki anggota dengan jumlah yang tidak kalah banyaknya.

"Jumlah yang ada bukan untuk unjuk kekuatan, tapi untuk dioptimalkan dalam meneguhkan cinta kedamaian dan ketenangan dalam negara NKRI ini," kata dia.

Dia pun meminta kepada seluruh umat beragama di Indonesia untuk tidak meneriakkan pelbagai hal yang bisa memicu sentimen keagamaan.

"Jangan teriakkan hal-hal yang memicu sentimen keagamaan dan pemahaman agama. Mari kedepankan keteladanan untuk tegaskan persatuan," ujanya.

Terlebih, kata Fachrul, seorang pemimpin agama memegang amanah dan tidak seharusnya melakukan tindakan provokatif. Dia berharap para tokoh agama bisa mengajak umatnya bergandengan tangan demi menjaga NKRI dan kebhinekaan Indonesia.

Fachrul menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang menganut prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Kebhinekaan ini patut disyukuri dengan cara saling menghargai perbedaan dan keragaman, bukan sebaliknya saling mencela, apalagi unjuk kekuatan.

"Indonesia milik kita, tidak boleh ada kelompok orang yang merasa hebat lalu unjuk kekuatan dengan tidak menghormati aturan yang ada. Itu bukan gaya masyarakat Indonesia dan bisa merusak sendi kehidupan berbangsa," kata Fachrul.

Ribuan jamaah menyambut kedatangan Imam Besar Habib Rizieq Shihab di jalur Puncak, Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/11/2020). Kedatangan Imam Besar Habib Rizieq Shihab ke Pondok Pesantren (Ponpes) Alam Agrokultural Markaz Syariah DPP FPI, Megamendung, Kabupaten Bogor untuk melaksanakan salat Jumat berjamaah sekaligus peletakan batu pertama pembangunan masjid di Ponpes tersebut. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc.Ribuan jemaah menyambut kedatangan Rizieq Shihab di jalur Puncak, Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/11/2020). (ARIF FIRMANSYAH/ARIF FIRMANSYAH)

Pada sepekan terakhir, kerumunan massa kelompok agama terjadi sejak pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab tiba dari Arab Saudi pada Selasa (10/11). Beberapa hari kemudian, sejumlah acara yang melibatkan Rizieq mengundang kerumunan massa baik di Petamburan Jakarta Pusat, Tebet Jakarta Selatan, dan Puncak Bogor.

Usai kerumunan di tengah pandemi Covid-19 itu, Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jawa Barat dicopot karena dinilai tak menegakkan aturan protokol kesehatan.

Polisi juga memanggil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait kerumunan massa di acara pernikahan putri Rizieq di Petamburan yang diklaim dihadiri puluhan ribu orang.

Sementara Rizieq sendiri telah dikenakan sanksi denda atas pelanggaran protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dalam acara tersebut. FPI mengklaim telah membayar denda administratif itu sebesar Rp50 juta.

(rzr/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER