Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan vaksin Covid-19 dari Sinovac kemungkinan baru mendapatkan emergency use authorization (EUA) pada Januari 2021.
Menurut Penny, pihaknya akan memberikan izin pakai apabila data uji klinis fase 1, 2, dan 3 telah lengkap. Data itu didapat dari hasil uji klinis Sinovac di Brazil, China, dan Indonesia.
"Harapannya, Januari minggu ketiga dan keempat itu [vaksin Sinovac] bisa mendapatkan EUA, itu juga apabila data-data yang diperlukan telah lengkap," kata Penny dalam konferensi pers daring melalui Zoom, Kamis (19/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penny menjelaskan pemberian izin pakai saat ini belum bisa pihaknya lakukan lantaran data uji klinis tersebut belum lengkap.
Rencana awalnya BPOM akan menggunakan data hasil uji klinis di Brazil dan China yang telah melakukan uji klinis fase 3, namun data tersebut belum bisa dikeluarkan oleh Sinovac.
Sementara data uji klinis Sinovac di Bandung juga belum bisa diberikan lantaran penyuntikan dual dose baru selesai pada Oktober lalu. Diperlukan waktu selama 3 bulan untuk monitoring efikasi dan rekasi pada relawan yang telah disuntik vaksin.
Keseluruhan data tersebut baru bisa diberikan kepada BPOM pada awal Januari 2021.
"Ternyata (Sinovac) tidak bisa memberikan data tersebut karena membutuhkan waktu untuk analisa, sementara uji klinis di Bandung keluar hasilnya Januari," ujar Penny
Oleh sebab itu, kata Penny, pihaknya masih menunggu data tersebut dikeluarkan pada Januari 2021 sehingga bisa memberikan izin pakai.
"Ini masih ekspektasi, BPOM dalam hal ini masih menunggu karena yang menganalisa adalah tim peneliti," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut penyuntikan vaksin baru bisa dilakukan pada akhir tahun atau awal 2021. Jokowi pernah menyampaikan vaksinasi bisa dimulai pada November sampai Desember 2020.
Di Indonesia sendiri, pengadaan vaksin covid-19 akan didatangkan dari CanSino Biologics Inc, Sinovac Biotech Ltd, dan Sinopharm (G42), tiga perusahaan China. Tiga vaksin Covid-19 tersebut direncanakan akan tiba pada akhir tahun ini.
Selain itu, pemerintah juga bekerja sama dengan perusahaan farmasi Inggris, AstraZeneca. Vaskin Covid-19 dari AstraZeneca akan dikirim pada April 2021.
(mln/fra)