Anggota Bidang Teknis dan Penyelenggaraan KPUD Jawa Timur, Insan Qoriawan, mengatakan bahwa simulasi pilkada serentak di provinsinya telah selesai dilakukan pada Sabtu (21/11).
Kegiatan yang dilakukan di 19 kabupaten/kota tersebut menyisakan sejumlah catatan evaluasi. Salah satunya yang paling sulit dilakukan adalah memastikan pemilih datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) mengenakan masker, face shield atau pelindung wajah dan sarung tangan.
Pasalnya, menurut Insan, tak semua orang terbiasa dengan protokol tersebut. Bahkan, ada yang sama sekali tak mau memakai masker saat datang ke TPS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak semua mau pakai masker. Catatan lain, terutama petugas, kita harus tanamkan protokol kesehatan dengan ketat. Saya kira mungkin yang masih kurang nyaman kebiasaan mereka adalah dengan APD ini, karena memang hal yang baru," kata Insan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Minggu (22/11).
Kesiapan pemilih dan petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang tak terbiasa memakai alat pelindung diri (APD), juga menjadi catatan lain.
"Catatan saya pemilih dan petugas kita belum terbiasa dengan penambahan kegiatan protokol kesehatan karena setiap petugas harus pakai APD lengkap. Pemilihan juga demikian," katanya.
Selain itu, kesulitan lainnya adalah mengatur protokol kesehatan ketika pemungutan selesai dan masuk ke tahap penghitungan suara. Pasalnya, petugas tak bisa melarang warga untuk datang ke TPS untuk menyaksikan penghitungan.
"Kami tidak bisa melarang warga datang. Hanya saja, nanti petugas KPPS harus sering-sering ingatkan protokol kesehatan agar warga tak berkerumun," tambahnya.
Secara umum, lanjut Insan, terdapat 19 kabupaten/kota yang menyelenggarakan Pilkada serentak di Jawa Timur dengan jumlah TPS mencapai 48.607. Insan mengklaim jumlah TPS tersebut merupakan yang terbanyak di antara daerah lain yang menggelar Pilkada serentak 2020.
Di luar protokol kesehatan, menurut Insan, penyelenggaraan simulasi berjalan lancar dan tepat waktu. Meski kapasitas orang yang datang ke TPS dibatasi, ia yakin pukul 13.00 WIB pemungutan sudah bisa berakhir karena tiap pemilih ditentukan pukul berapa mereka mencoblos.
Untuk memastikan tidak ada penyebaran Covid-19, sebelum pemilihan berlangsung pada 9 Desember mendatang petugas KPPS juga akan diminta melakukan tes Rapid pada 26 November nanti.
"Kalau dia reaktif akan segera dicarikan penggantinya sebelum tanggal 9," ujar Insan.
(hrf/agn)