Keluarga Mahfud MD di Kelurahan Bugih, Kecamatan Pamekasan, Jawa Timur, mengaku panik mendadak saat massa mengepung rumah. Hal yang dipikirkan adalah kondisi Ibunda dari Menko Polhukam Mahfud MD, Siti Khadidjah.
Dua keponakan Mahfud MD, Syaiful Hidayat, dan Firman Syah Ali sepakat, ibu berusia kisaran 90 tahun itu mesti dipindah ke tempat aman, dan sementara waktu rumah dikosongkan.
Syaiful keponakan yang menjembatani komunikasi dengan Mahfud MD. Saat massa diketahui hendak mengepung, Syaiful ditelepon Mahfud untuk memindahkan ibunda ke rumah anak-anaknya yang lain untuk mencegah adanya ancaman yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah Mahfud MD menghubungi via telepon, kami para keponakan dan saudara Mahfud MD melakukan musyawarah mau ditempatkan di mana untuk melindungi ibu yang aman," kata Syaiful Hidayat kepada CNNIndonesia.com.
Beberapa alternatif tempat tinggal sementara ibu Mahfud MD di antaranya di rumah Syaiful di Pamekasan, dan di rumah asal Mahfud MD di Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan. Bahkan usulannya pun sampai ke Surabaya.
"Yang penting saat ini ibunda Mahfud MD diselamatkan dulu karena trauma," imbuhnya.
Pada saat kejadian, di dalam rumah Mahfud ada empat orang yakni ibu Mahfud, ibu kandung Syaiful, pembantu dan perawat. Keempat orang itu mengaku ketakutan karena massa di luar pagar terdengar beringas.
Dalam amatannya dari dalam, pagar besi hendak dirobohkan. Bahkan ada teriakan massa jika rumah akan diancam dibakar.
"Penghuni rumah ketakutan. Massa beringas. Mereka mengancam akan membakar rumah jika Rizieq Shihab dipenjara," ungkapnya.
Massa yang beraksi ke rumah Mahfud, merupakan massa yang sebelumnya mendemo Polres Pamekasan, yang meminta agar Polisi tidak menangkap Rizieq Shihab.
Dalam perjalanan pulang, massa melanjutkan unjuk rasa ke rumah Mahfud. Mereka marah dan merasa tersinggung atas beberapa pernyataan Mahfud tentang Rizieq Shihab.
"Mereka mungkin marah. Tapi mereka salah sasaran, karena di dalam rumah itu orang tua semua," ucapnya.
Keponakan lain Mahfud, Firman Syah Ali mengatakan peristiwa tersebut sudah diurus pihak berwenang. Ia berharap peristiwa ini tidak kembali terulang.
"Sudah diurus oleh yang berwenang. Semoga peristiwa ini tidak terjadi lagi aksi geruduk rumah nenek-nenek yang sudah berusia hampir 100 tahun," ujar Firman.
Hal senada disampaikan tetangga Mahfud, Siti Fatimah. Ia mengaku takut keluar rumah setelah ada keramaian berkerumun. Waktu kejadian, Fatimah hendak istirahat dan mau menidurkan anaknya. Akan tetapi, tiba-tiba di luar rumahnya ada massa teriak-teriak.
"Saya sempat keluar rumah. Melihat ratusan orang berseliweran sambil teriak-teriak, akhirnya saya tutup lagi pintu rumah karena ketakutan," kata Siti.
Waktu melihat banyaknya massa, ia merasa sekujur tubuhnya tidak memiliki tenaga. Namun beruntung tidak sampai payah dan lesu darah.
"Mungkin waktu kejadian, jika saya disembelih tidak ada darahnya karena ketakutan," imbuhnya.
Tetangga Mahfud lain, Halili (40) mengaku tidak berani melintas di jalan depan rumahnya karena tertutup mobil yang digunakan massa. Waktu itu, Halili hendak mengantar anaknya ke madrasah. Namun tidak jadi karena banyak massa berseliweran.
Massa dilaporkan mulai berdatangan ke rumah Mahfud sekitar pukul 13.45 WIB, Selasa (1/12). Sebelumnya, ratusan orang tersebut terlebih dahulu menggelar demo di Markas Polres Pamekasan untuk meminta Rizieq Shihab tak dijerat sebagai tersangka.
Setelah selesai menggelar aksi, massa yang dikabarkan dari wilayah Kecamatan Pegantenan tersebut bergerak ke rumah Mahfud.
Di depan rumah yang kini ditempati ibu kandung Mahfud itu, massa merangsek ke pintu rumah yang terkunci. Mereka teriak-teriak meminta penghuni rumah untuk keluar.
Bahkan, sebagian massa yang mendorong pagar rumah tersebut.
"Kalau sama-sama orang Madura, Mahfud tolong keluar. Jangan ngumpet dan temui kami," kata salah satu massa aksi.
Namun, peserta aksi yang lain meminta massa tak membuat kerusakan di rumah Mahfud tersebut.
Warga sekitar rumah Mahfud tersebut sempat panik dan ketakutan. Namun, massa tersebut hanya bertahan lima menit di kediaman mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK).
Mahfud pun langsung angkat bicara menyikapi peristiwa tersebut. Ia mewanti-wanti pihak pengganggu ibunya.
Mahfud mengatakan bahwa ia selalu berusaha menghindar untuk menindak orang yang menyerang pribadinya.
"Saya selalu berusaha menghindar untuk menindak orang yang menyerang pribadi saya karena khawatir egois dan sewenang-wenang karena saya punya jabatan. Saya siap tegas untuk kasus lain yang tak merugikan saya," tulis Mahfud.
Ia kemudian menulis, "Tapi kali ini mereka mengganggu ibu saya, bukan mengganggu menko polhukam."
Wakil Sekretaris Umum FPI Aziz Yanuar menegaskan simpatisan dan pendukung FPI tak terlibat pengepungan rumah Mahfuddi Pamekasan.
"Enggak ada [massa FPI terlibat]," kata Aziz kepada CNNIndonesia.com, Selasa (1/12).
AzizmenambahkanFPIjuga tak pernah memerintahkan massa FPI untuk mengepung rumah Mahfud.
"Enggak ada instruksi," kata Aziz singkat.