Cerita Wali Kota Bogor Kaget Disangka Pura-pura Kena Covid-19

Satgas Covid-19 | CNN Indonesia
Minggu, 06 Des 2020 18:42 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya menuturkan pengalamannya ketika dikira warga hanya pura-pura tertular Covid-19.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarta. (Foto: ANTARA/HO/Pemkot Bogor)
Jakarta, CNN Indonesia --

Setelah agak lama sembuh dari Covid-19, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarta, sempat dikira sakit pura-pura. Ia menganggap serius anggapan ini karena orang yang mengira sakitnya adalah rekaan itu masih tak percaya keberadaan Covid-19.

"Agak lama apalagi setelah saya sembuh mulai ada yang bertanya begini, 'Kang, waktu itu benar sakit? Ada banyak warga yang percaya bahwa wali kota pura-pura saja, setting-an," ucapnya dalam dialog 'Pandemi Belum Berakhir: Patuhi Protokol Kesehatan' di Media Center BNPB, Jakarta yang diunggah melalui akun YouTube BNPB pada Jumat (4/12).

Bima tak menganggap enteng hal tersebut. Pasalnya, pertanyaan itu menunjukkan bahwa ada warga Kota Bogor yang tidak percaya keberadaan Covid-19. Ia pun bekerja sama dengan Lapor Covid-19 dan Nanyang Technological University (NTU), Singapura, melakukan survei. Hasilnya ada 19 persen warganya yang percaya Covid-19 hanya teori konspirasi belaka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sisanya sebanyak 29 persen mempercayai keberadaan Covid-19, dan 50 persen antara percaya dan tidak. Sebanyak 50 persen ini, kata dia, kalau dalam ilmu politik disebut swing voters.

"Lalu dalam survei itu ditanyakan juga paling percaya kalau tanya Covid itu kepada siapa, jawabannya adalah dokter, kedua tokoh agama, ketiga pejabat, dan keempat baru artis," ucap Bima.

Bima sendiri dinyatakan positif Covid-19 pada 17 Maret lalu sepulang dari Turki. Ia merasa badannya tak sehat, namun masih dikira karena jetlag. Ia pun harus melalui perawatan selama 22 hari di rumah sakit.

Menurutnya Covid-19 yang dialaminya bergejala berat, karena ia mengalami demam, pusing, dan batuk-batuk. "Gejalanya seperti demam berdarah," terang Bima.

Sakit yang dialami pada awalnya sempat membuat Kota Bogor sepi. Warga sadar bahwa sakit ini bisa mengenai siapapun, bahkan wali kota. Warga cukup serius melaksanakan protokol kesehatan.

Protokol kesehatan ini di antaranya #ingatpesanibu untuk #pakaimasker, #cucitangan pakai sabun, dan #jagajarak hindari kerumunan.

Namun setelah agak lama, kedisiplinan ini pun terlihat kendor, bahkan sempat ada yang tak percaya bahwa Covid-19 itu nyata. Ia pun merasa edukasi mengenai Covid-19 masih menjadi permasalahan penting hingga saat ini. Bima percaya bahwa komunikasi terhadap masyarakat harus menyesuaikan keadaan.

Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito mengungkap sosialisasi protokol kesehatan selama ini masih terbatas. Banyak masyarakat yang belum memahami dan melekatkan dalam keseharian.

"Ada yang disiplin dan mau mengingatkan, tetapi itu masih sedikit," ucap dia.

(ayo/rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER