Situs resmi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), yakni bawaslu.go.id, mengalami peretasan berupa kemunculan laporan kosong terkait dugaan pelanggaran Pilkada 2020.
Serangan peretasan terjadi beberapa hari sebelum hari pemungutan suara Pilkada 2020. Serangan itu memperlambat kinerja laman resmi Bawaslu.
"Percobaan peretasan berlangsung dari 30 November hingga 3 Desember. Hal ini mengakibatkan bertambahnya laporan 'kosong' sebanyak 785 laporan," kata Fritz dalam jumpa pers di Kantor Bawaslu, Jakarta, Rabu (16/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fritz menyampaikan serangan dilakukan terus-menerus dalam kurun waktu tersebut. Namun akhirnya berhasil diatasi oleh bagian teknologi dan informasi Bawaslu.
Ia memastikan serangan tersebut tidak sempat merusak bagian penting dari situs. Fritz juga menegaskan serangan itu tidak mengganggu kinerja pengawasan Bawaslu terhadap Pilkada 2020.
"Meskipun kanal Laporkan mengalami percobaan peretasan, website Bawaslu tetap dapat diakses tanpa gangguan," ujarnya.
![]() Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Fritz Edward Siregar menyebut situs Bawaslu diretas (CNN Indonesia/ Ryan Hadi). |
Situs resmi penyelenggara pemilu jadi langganan serangan peretas saat pemilihan digelar. Jelang Pemilu 2019 lalu, Ketua KPU Arief Budiman menyebut situs KPU diserang peretas dengan alamat IP Rusia dan China.
Situs lindungihakpilihmu.kpu.go.id milik KPU juga diretas jelang digunakan pada Pilkada 2020. Situs itu tidak bisa diakses saat KPU hendak meluncurkannya pada 15 Juli 2020.