Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi batal melaporkan Sukirno, guru pembuat soal ujian yang mencantumkan nama 'Anies-Mega' ke polisi. Pras akhirnya memilih untuk memaafkan guru tersebut.
"Ya, saya dengan legowo. Saya juga manusia, saya orang Jawa. Dengan kemarin marah-marahnya saya, akhirnya kedatangan nih yang gak di-iniin [direncanakan], tiba-tiba datang ke sini gitu. Saya rasa itulah. Keterbukaan hati saya gitu sebagai Pimpinan DPRD di sini," kata Pras di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (16/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pras mengakui sempat tersinggung saat mengetahui insiden tersebut. Kemarin, dia juga sudah meminta penjelasan kepada Sukirno maupun Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana terkait kejadian itu.
Dalam kesempatan tersebut, Pras meminta agar kejadian serupa tak terulang kembali. Kepada Nahdiana, ia meminta agar dinas pendidikan dapat mengawasi dengan ketat seluruh materi pembelajaran bagi siswa.
"Tolong ini juga harus dikonsolidasi yang baik lagi karena bukan apa-apa, kata-kata, nama ini juga kan mempengaruhi ke masyarakat gitu, apalagi yang dicontohkan adalah presiden RI ke-5, Ibu Megawati Sukarnoputri yang kebetulan ketua umum partai saya," ujar dia lagi.
Nahdiana yang turut hadir dalam kesempatan itu mengatakan bakal mengevaluasi kejadian tersebut. Ia berjanji akan memperbaiki monitoring pembuatan soal ujian secara berjenjang.
"Dari sekolah dan tingkat suku dinas, serta di bidang persekolahan sendiri agar soal-soal ini lebih terkontrol kembali dari sisi potensi-potensi pro kontra di masyarakat," ujar Nahdiana.
Sementara itu, Sukirno dalam kesempatan tersebut menyampaikan permintaan maafnya. Ia mengaku menyesal telah melakukan kesalahan dengan mencantumkan nama Anies-Mega dalam soal ujian tersebut.
Ia mengaku tidak memiliki maksud tertentu dan perbuatannya itu khilaf belaka. Sukirno juga meminta maaf kepada seluruh masyarakat, karena perbuatannya sempat membuat keruh suasana.
"Oleh karena itu kepada Ibu Megawati Soekarnoputri selaku presiden RI yang ke-lima, saya memohon maaf sebesar-besarnya atas opini yang berkembang di masyarakat yang tidak menyenangkan," kata Sukirno.
"Dan kepada Gubernur DKI Jakarta Bapak Anies Baswedan saya minta maaf karena telah membuat kegaduhan di masyarakat DKI Jakarta. Akhirnya saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Semoga semua pihak bisa memaafkannya," lanjut Sukirno.
Sebelumnya beredar tangkapan layar memperlihatkan soal ujian SMP Negeri 250 Jakarta yang menyebut nama Anies Baswedan dan Mega, di media sosial.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana menyebut, pihaknya tidak pernah meminta guru dan sekolah untuk membuat soal ujian dengan menyebut nama pejabat publik tertentu. Dinas Pendidikan juga telah mengarahkan guru yang membuat soal ujian sekolah tersebut untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi.
(dmi/nma)