Pilkades di Yogya akan Pakai E-Voting, Lansia Kebingungan

CNN Indonesia
Jumat, 18 Des 2020 00:15 WIB
Sejumlah kalangan lanjut usia mengaku tak paham menggunakan alat e-voting untuk memilih calon kepala desa di Sleman.
Ilustrasi e-voting saat pemilihan kepala desa (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
Yogyakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan menerapkan sistem pemungutan suara elektronik (e-voting) dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Desa (Pilkades) serentak pada 20 Desember 2020 mendatang.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kelurahan (PMK) Sleman, Budiharjo mengatakan Pilkades serentak tahun 2020 ini akan diikuti 49 desa dari 17 kecamatan di Sleman, dengan anggaran sekitar Rp 14 Miliar.

Ada 1.102 TPS dengan jumlah 444.841 pemilih di Sleman, serta 157 calon lurah yang akan bertarung merebut suara masyarakat. Sebanyak 1.212 set alat e-voting, 50 Tim Teknis Utama (TTS), dan 1.220 orang Tim Teknis Lapangan (TTL) telah disertifikasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski pilkades akan digelar pertama kali dengan sistem e-voting, namun Budi mengklaim kerahasiaan dan keamanan data pemilih tetap terjaga.

"Sistemnya sudah dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terdeteksi siapa yang memilih, jam barapa, dan urutan ke berapa semua tidak ada," ungkap Budi jelang pembekalan calon kades di Gedung Serbaguna Pemkab Sleman, Rabu (16/12).

Namun, sejumlah kalangan lansia yang memiliki hak suara di Sleman mengaku masih bingung dengan penerapan e-voting yang nanti akan dipakai di Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Warga Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, Adi salah satunya. Dia mengaku belum paham cara menggunakan alat untuk memilih calon kepala desanya.

"Sudah pernah ada sosialisasi di kelurahan bahwa besok tidak menggunakan kertas, tapi saya tetap bingung," kata kakek 70 tahun ini.

Sementara warga Sumberadi lainnya, Budi mengaku sama sekali belum pernah mendapatkan sosialisasi terkait rencana penggunaan e-voting dalam Pilkades mendatang.

"Saya malah belum tahu," ucapnya.

Namun demikian, Budi menyatakan akan tetap menggunakan hak pilihnya pada 20 Desember mendatang.

Menanggapi hal tersebut, Jogoboyo atau Kepala Seksi Pemerintahan Desa Sumberadi, Rusbandi mengklaim bahwa pihaknya telah berkali-kali melakukan sosialisasi, baik kepada para petugas maupun pemilih sejak sebelum pandemi.

"Setiap mengadakan sosialisasi, kami mengundang 10 orang petugas dari tiap-tiap dusun. Kemudian juga ada sosialisasi susulan kepada 10 perwakilan orang awam yang dipilih oleh masing-masing Kepala Dusun," paparnya.

Pada H-1 jelang pemungutan suara, pihaknya juga akan menggelar simulasi pemungutan suara dengan e-voting, khususnya bagi para petugas KPPS.

(sut/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER