Survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan 74 persen publik puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo. Sementara 23 persen lainnya mengaku tidak puas.
Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas, dalam konferensi pers daring survei nasional SMRC bertajuk 'Sentimen Publik Nasional terhadap Kondisi Ekonomi-Politik tahun 2020 dan Prospek 2021' pada Selasa (29/12).
Menurut Abbas, tingkat kepuasan ini membaik dari sebelumnya yang berada di angka 57 persen pada periode 7-10 Oktober 2020. Dia berpendapat, penurunan saat itu terjadi karena keriuhan pengesahan Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kecenderungan penurunan saat itu tampaknya terkait dengan maraknya unjuk rasa terkait UU Cipta Kerja. Namun begitu keriuhan itu selesai, mayoritas warga kembali menunjukkan kepuasannya terhadap presiden dan sekarang mencapai 74 persen," kata Abbas.
Sementara 67 persen publik puas dengan kinerja pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19. Sedangkan publik yang kurang atau tidak puas berada di angka 30 persen.
Sepanjang pandemi Covid-19, dia menerangkan, tingkat kepuasan warga terhadap kinerja pemerintah menangani Covid-19 cenderung konsisten di angka yang tinggi.
Namun tingkat kepuasan publik pada pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 sempat drop secara tajam menjadi 46 persen pada 7-10 Oktober 2020.
Dia juga menuturkan, mayoritas publik puas dengan kinerja pemerintah menangani krisis ekonomi akibat Covid 19. Sekitar 57 persen warga merasa puas, sementara yang tidak puas 39 persen.
![]() |
Menurutnya, kepuasan dengan kinerja pemerintah menangani pemulihan ekonomi akibat Covid-19 secara umum positif dan cukup stabil.
Dalam survei SMRC ini, lanjut Abbas, juga menunjukkan bahwa sekitar 75 persen publik, percaya Jokowi mampu membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi akibat wabah Covid-19.
"Yang tidak percaya 18 persen. Tingginya tingkat keyakinan ini terlihat di survei-survei SMRC sepanjang Mei hingga Desember 2020," ujar Abbas.
Survei Nasional SMRC ini dilakukan melalui wawancara per telepon kepada 1.202 responden yang dipilih secara acak (random) pada 23 hingga 26 Desember 2020 dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen.
Menurut Abbas, survei SMRC menunjukkan walaupun hampir 80 persen warga menganggap kondisi ekonomi Indonesia lebih buruk dibandingkan tahun lalu, namun pada saat yang sama mayoritas warga percaya bahwa kondisi ekonomi akan membaik.
"Kepercayaan membaiknya kondisi ekonomi ini tampaknya berhubungan dengan keyakinan masyarakat bahwa pemerintahan Jokowi sudah menangani krisis ekonomi dengan baik," kata Abbas.
(pris/psp)