Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Perizinan dan Kenelayanan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menggelar program pemberdayaan nelayan. Pemberdayaan ini dilakukan melalui kegiatan pengembangan dan diversifikasi usaha nelayan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat dengan tujuan meningkatkan penghasilan nelayan.
Plt. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP, Muhammad Zaini, menyampaikan kegiatan ini bertujuan meningkatkan motivasi, inovasi, keterampilan, kompetensi, dan manajemen usaha penangkapan ikan. Selain itu, program bertujuan membuka wawasan nelayan mengenai alternatif penjualan hasil tangkap atau produk perikanan bernilai tambah.
"Seperti yang kita ketahui sekarang akibat pandemi global COVID-19, nelayan kecil menjadi komunitas yang paling terdampak. Dampak yang paling dirasakan adalah harga ikan yang turun drastis, meskipun hasil tangkapan stabil. Kondisi ini tidak sebanding dengan tenaga yang dikeluarkan dan biaya operasional yang tinggi, sehingga dengan adanya acara ini dapat membantu para nelayan untuk meningkatkan kesejahteraan," ungkap Zaini dalam keterangan tertulis.
Lebih lanjut, Zaini mengatakan kegiatan ini tidak lepas dari kerja sama dengan berbagai pihak untuk membuatnya berkelanjutan. Kerja sama ini juga diharap mampu menjaga dan meningkatkan kapasitas usaha nelayan di masa pandemi COVID-19.
"Untuk kegiatan saat ini kita sudah bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat, Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Cirebon, Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan, BLU - LPMUKP, Puslatluh KKP, BPJS Ketenagakerjaan, PT. Pegadaian, PT. XL AXIATA, PT. PNM, Institut Pertanian Bogor, FPIK Unpad, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta SMKN 1 Mundu," terangnya.
Kegiatan pemberdayaan dari KKP berlangsung dua hari pada 14-15 September 2020. Dalam acara ini, KKP memberi sosialisasi, bimbingan teknis (bimtek), dan gerai fasilitasi pada nelayan dan wanita nelayan. KKP juga memperkenalkan inovasi teknologi tepat guna untuk meningkatkan produktivitas hasil tangkap nelayan.
Inovasi yang diperkenalkan, antara lain apartemen ikan, atraktor cumi, rumpon portable, pembuatan pancing senggol, dan modifikasi alat tangkap jaring gillnet menjadi jaring rampus.
KKP memberi bimtek perbengkelan khususnya pada mesin penggerak kapal dan mesin pendukung alat penangkapan. Selain itu, diberikan berbagai dukungan, di antaranya akses permodalan dan pendanaan dalam meningkatkan kapasitas usaha nelayan, Aplikasi Laut Nusantara untuk meningkatkan produktivitas nelayan, kerja sama pembiayaan dengan PT Pegadaian untuk gadai kapal perikanan bagi nelayan kecil.
Dukungan juga diberikan bagi usaha mikro kelompok wanita nelayan dalam bentuk pendampingan dan pembiayaan dari PT Permodalan Nasional Madani melalui program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar).
Berbagai sosialisasi juga diberikan seperti sosialisasi asuransi nelayan sebagai perlindungan kecelakaan kerja saat melaut, higienitas dan pengembangan produk, labeling sampai tahap pemasaran, peningkatan nilai tambah produk perikanan berupa praktik olahan bakso ikan, gerai pendanaan nelayan, gerai perlindungan nelayan, dan gerai Aplikasi Laut Nusantara.
Tak sebatas sosialisasi dan bimtek, pihak KKP memberikan bantuan fisik berupa perangkat aplikasi laut nusantara dan Router GDK (Gerakan Donasi Kuota). Bantuan diberikan oleh PT XL AXIATA untuk memfasilitasi belajar dan bermain secara daring di masa Pandemi COVID-19. Para nelayan juga diberi perlengkapan perbengkelan, sedangkan wanita nelayan mendapat perlengkapan penunjang peningkatan nilai tambah produk hasil perikanan.
(adv/adv)