Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengatakan pondok pesantren (ponpes) yang diduga terafiliasi dengan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) berada di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa.
"Jadi apabila ditanyakan apakah ponpes itu di Jawa atau di luar Jawa, kenyataannya memang ada di Jawa dan juga di luar Jawa seperti itu," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopemas) Mabes Polri Brigadir Jenderal Rusdi Hartono, Rabu (30/12).
Ia menyatakan tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri telah memetakan dan melakukan pengawasan terhadap pondok-pondok pesantren itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita berkoordinasi, bekerja sama dengan institusi yang menangani khususnya di dalam pengawasan pondok pesantren," ucap dia.
Densus 88 Anti Teror Polri sebelumnya berhasil membongkar sasana atau pusat latihan Jaringan Teroris JI di sejumlah lokasi di Jawa Tengah, salah satunya terlerak di Desa Gintungan, Bandungan, Semarang, Jawa Tengah.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan, di pusat latihan tersebut sudah disiapkan beberapa pelatih untuk membentuk para anggotanya terampil dalam membela diri, menggunakan pedang dan samurai sampai penyergapan dan perakitan bom.
Salah satu pelatihnya adalah teroris Joko Priyono alias Karso yang ditunjuk sebagai pelatih oleh Amir atau Pimpinan JI Para Wijayanto. Karso ditangkap pada 2019 lalu dan telah berstatus narapidana dengan masa hukuman 3,8 tahun penjara.
"Lokasi ini menjadi tempat pelatihan para generasi muda JI. Mereka dilatih bergaya militer dengan tujuan untuk membentuk pasukan sesuai dengan program yang dibuat oleh pemimpin jaringan ini (JI)," kata Argo, Sabtu (26/12).
Ia menyatakan para kader baru JI umumnya adalah anak-anak muda cerdas dari beberapa pondok pesantren yang direkrut secara professional. Target jaringan tersebut mendapatkan anak cerdas dengan ranking 1-10 di Ponpesnya untuk dijadikan pemimpin masa depan JI.
(yoa/sfr)