Pemerintah telah mengumumkan tanggal pelaksanaan vaksinasi Covid-19, di mana saat ini yang sudah dimiliki Indonesia adalah 3 juta dosis vaksin produksi Sinovac, China.
Vaksin yang diedarkan ke provinsi-provinsi di Indonesia itu akan diprioritaskan kepada para tenaga kesehatan (nakes) terpilih. Mereka yang terpilih mendapatkan notifikasi pesan singkat mulai 31 Desember 2020, lalu diminta mengikuti proses verifikasi dan daftar ulang.
Salah satunya adalah Wulandari (bukan nama sebenarnya), yang bekerja sebagai salah satu perawat di Rumah Sakit Khusus Covid-19 di Bengkulu. Diakui oleh Wulandari, dia merasakan was-was dan harap-harap cemas saat tahu termasuk dalam prioritas vaksin Covid-19 produksi Sinovac.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengaku khawatir karena Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI sejauh ini belum memberikan izin pakai darurat (EUA) untuk vaksin Covid-19 Sinovac. Selaku tenaga kesehatan, Wulan juga tahu bahwa Sinovac pun belum mengeluarkan angka efikasi atau keampuhan vaksinnya melawan Covid-19.
"Sebenarnya ya was-was, kan kita belum tahu berapa persen ampuhnya. Belum dari BPOM juga [izin pakai darurat], kemarin cek di pedulilindungi.id katanya masuk prioritas dan harus registrasi ulang, saya belum [registrasi]," kata Wulan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (5/1).
Meskipun sudah masuk prioritas penerima vaksin, Wulan menegaskan dirinya baru akan melakukan registrasi setelah terbit izin dari BPOM.
"Nunggu dulu, kalau sudah ada EUA baru mau daftar ulang, nunggu temen-temen juga," tuturnya.
Perawat lainnya, Riska Ayu, yang bekerja di salah satu puskesmas di DKI Jakarta menyatakan sudah mendapatkan SMS Blast dari PeduliCovid-19 pada 1 Januari lalu.
Serupa Wulan, Riska juga mengaku perasaan was-was dengan vaksin Covid-19 produksi Sinovac yang akan disuntikkan. Pasalnya, sejauh ini belum ada efikasi dan izin pakai yang dikeluarkan BPOM. Meski khawatir, ia meyakinkan bahwa akan tetap mengikuti program vaksinasi Covid-19 dari pemerintah.
"Khawatir selalu ada, tapi saya ikuti saja [vaksinasi Covid-19], insyaallah sehat-sehat," kata Riska.
"Kemarin kan sudah uji klinis di Bandung dan efek yang ditimbulkan tidak serius, mudah-mudahan hasilnya baik," imbuhnya.
Sementara Rendra Herawan, juga salah seorang perawat di Rumah Sakit Covid-19 di Bandung, mengaku siap menerima vaksin Covid-19 meski Sinovac sejauh ini belum ada EUA dari BPOM, pun belum diketahui efikasinya.
"Siap, selalu optimis, kalau memang harus disuntik vaksin Covid-19 Sinovac demi kebaikan bersama," ucapnya.
Sebagai informasi, pemerintah Indonesia telah mendatangkan 3 juta vaksin Covid-19 produksi Sinovac, China. Tiga juta vaksin itu pun sudah mulai diedarkan ke provinsi-provinsi sesuai jatah masing-masing sejak akhir pekan lalu.
Meskipun demikian, vaksin produksi Sinovac itu belum mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM RI.
Juru Bicara Vaksin Covid-19 dari BPOM RI Lucia Riska Andalusia pada Selasa (5/1) mengatakan kepada CNNIndonesia.com bahwa pihaknya masih menunggu kelengkapan data dari tim peneliti uji klinis fase III vaksin Sinovac yang berada di Bandung, Jawa Barat.
Sebelumnya, Manajer Tim Riset Fakultas Kedokteran Unpad Eddy Fadlyana menjanjikan pihaknya mengirim laporan interim uji klinis fase III ke BPOM pada pekan ini, paling tidak 8 Januari 2021. Selanjutnya, kata dia, BPOM lah yang akan mengumumkan hasilnya, termasuk kajian keampuhan atau efikasi dan keamanan vaksin Covid-19.
"[Diumumkan] tanggal 15 Januari oleh BPOM [Badan Pengawas Obat dan Makanan]," ujar Manajer Tim Riset Fakultas Kedokteran Unpad Eddy Fadlyana melalui pesan singkat, Senin (4/1).
Sementara itu, meski belum mendapatkan izin pakai darurat dari BPOM, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan proses vaksinasi Covid-19 akan berjalan mulai Rabu (13/1) mendatang. Dalam program vaksinasi Covid-19, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjadi orang pertama yang akan disuntik.
Bukan hanya itu, sejumlah daerah pun sudah mengumumkan tanggal proses vaksinasi mulai dilakukan. Selain DKI, Pemprov Jabar dan Kota Tangerang Selatan (Banten) telah menyatakan waktu dimulainya pelaksanaan vaksinasi Covid-19.