Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin meminta TNI AL memperkuat pengawasan bawah laut usai ditemukan kendaraan bawah laut otonom (drone) atau seaglider di Perairan Selayar, Sulawesi Selatan.
Menurut Aziz, TNI harus segera melakukan verifikasi pihak asing mana yang mengirim drone tersebut.
"TNI segera memperkuat pengawasan di bawah laut. Jangan sampai ada oknum yang melakukan jual beli data wilayah Indonesia dan bekerja untuk pihak asing," kata Azis dalam keterangan tertulisnya, Rabu (6/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Azis, pengawasan bawah laut atau underwater surveillance ini sangat penting. Ia meminta TNI AL tidak lengah, terlebih ini bukan kali pertama seaglider ditemukan di perairan Indonesia.
Politikus Partai Golkar itu juga meminta pemerintah melalui Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri untuk menginvestigasi temuan seaglider tersebut.
Ia juga menyatakan perlu tindakan tegas jika ada oknum aparat yang terlibat dalam mempermudah masuknya aset militer asing di wilayah NKRI secara ilegal.
"Potensi pengintaian asing sangat tinggi baik melalui drone maupun pergerakan kapal selam tanpa izin. Indonesia adalah episentrum dari kawasan Indo-Pasifik," kata Azis.
![]() |
"Sehingga banyak negara asing yang tentu memiliki agenda tersendiri dalam lautan Indonesia yang menghubungkan Samudra Hindia, Laut China Selatan hingga Samudera Pasifik," imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono mengakui alat utama sistem persenjataan (alutsista) milik TNI AL belum mampu mendeteksi seaglider di wilayah laut Indonesia secara keseluruhan.
Oleh karena itu, menurutnya, sangat memungkinkan bagi peralatan seperti unmanned underwater vehicle (UUV) yang kemudian diketahui sebagai seaglider, lalu-lalang di bawah permukaan laut Indonesia tanpa terdeteksi.
"Alutsista kami juga tidak mampu mengover seluruh area, jadi sangat memungkinkan mereka lalu-lalang," kata Julius saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (5/1).
Seaglider tersebut saat ini sedang diusut oleh Pushidrosal di Ancol, Jakarta, untuk diselidiki lebih lanjut asal muasalnya, dan pemilik Seaglider tersebut.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono memberi instruksi khusus kepada anak buahnya hingga satu bulan ke depan untuk mengungkap ihwal seaglider tersebut.
"Jadi tidak ada tulisan apapun di sini. Kita tidak rekayasa bahwa yang kita temukan seperti itu masih persis seperti yang ditemukan nelayan tersebut kita bawa ke sini," katanya.
(dmi/pmg)