Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri mengakui telah mengambil rekaman CCTV di sekitar wilayah rest area KM 50 Tol Jakarta-Cikampek. Hal itu dilakukan untuk kepentingan penyidikan kasus bentrok antara polisi dengan FPI.
Dalam hal ini, hasil temuan Komnas HAM memaparkan bahwa terdapat jejak beberapa anggota polisi yang mengambil rekaman CCTV di salah satu warung di wilayah tersebut.
"Untuk kepentingan penyidikan," kata Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Andi Rian Djajadi saat dikonfirmasi, Sabtu (9/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, dia belum dapat menjelaskan lebih lanjut terkait materi yang digali ataupun hasil gambar yang terekam kamera CCTV itu.
Kata dia, penyidik Bareskrim akan memulai pendalaman terkait temuan Komnas HAM tersebut usai mendapatkan hasilnya secara resmi.
Termasuk, kata dia, penyidk bakal memutuskan perlu atau tidaknya menggelar kembali rekonstruksi kejadian terkait peristiwa itu di lokasi.
"Itu jawabannya nanti (rekonstruksi atau olah TKP ulang). Kan, hasil investigasi Komnas saja belum diberikan ke Polri," kata Andi.
"Setelah diberikan secara resmi, baru dipelajari oleh tim," tambahnya.
Diketahui, aparat kepolisian mengambil rekaman CCTV itu secara legal jika merujuk hasil investigasi Komnas HAM.
Ketua Tim Penyelidikan Choirul Anam menuturkan bahwa pihaknya sudah mengonfirmasi hal itu kepada aparat. Anam juga mengamini bahwa polisi mengaku telah mengambil CCTV.
"Sehingga kita tunggu kalau ini menjadi pembuktian di proses pengadilan," tuturnya.
Dalam temuan lainnya, Komnas juga menyebut bahwa polisi sempat meminta agar saksi-saksi yang berada di lokasi untuk menghapus rekaman saat bentrok terjadi.
Dia mengungkap, pemeriksaan ponsel dan permintaan hapus rekaman kepada warga di lokasi kejadian merupakan satu dari sejumlah temuan menurut keterangan saksi saat bentrok yang berujung tewasnya enam laskar pengawal Rizieq di KM 50.
Anam juga mengungkap bahwa saksi di lokasi kejadian diberi tahu oleh aparat bahwa insiden yang terjadi saat itu terkait narkoba dan terorisme.
"Terdapat penjelasan petugas kepada khalayak di situ bahwa peristiwa ini terkait narkoba. Dan juga terdengar terkait terorisme," katanya.
(mjo/pmg)