Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sekitar 21 ribu jiwa terdampak bencana banjir di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
"Sebanyak 21.990 jiwa terdampak banjir di Kabupaten Tanah Laut," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam keterangannya, Jumat (15/1).
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Laut juga melaporkan tinggi muka air saat ini terpantau sekitar 150 sampai 200 sentimeter. Banjir tersebut merendam sekitar 6.346 rumah penduduk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, BPBD terus melakukan pendataan di lima lokasi pengungsian bagi masyarakat yang terdampak banjir.
Raditya mengatakan akses jalan dari Palaihari-Banjarmasin yang terputus akibat banjir juga sedang diupayakan untuk ditangani.
"BPBD Kabupaten Tanah Laut juga mendata beberapa kebutuhan mendesak yang dibutuhkan masyarakat terdampak seperti sandang, pangan, terpal, matras, selimut dan peralatan dasar kebencanaan," ujarnya.
Lebih lanjut, kata Raditya, berdasarkan hasil pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah Kalsel masih berpotensi mengalami hujan ringan hingga sedang dalam beberapa hari ke depan.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga di masa musim penghujan yang akan terjadi hingga Februari 2021.
Banjir juga terjadi di Kota Banjarmasin, Kalsel. Sejumlah warga mulai mengungsi ke posko yang telah disediakan lantaran banjir meluas dan semakin meninggi.
Tinggi air di wilayah Kelayan, Banjarmasin Selatan sekitar 50 sampai 60 sentimeter. Sementara di daerah Banjarmasin Permai, banjir sudah setinggi setengah meter hingga kendaraan warga di tak bisa melintas.
Banjir sudah terjadi sejak Kamis (14/1) kemarin. Banjir disebabkan hujan yang mengguyur ibu kota provinsi Kalsel tersebut hampir 12 jam. Kondisi hari ini lebih parah dari kemarin.
(dis/fra)