Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri akan menindaklanjuti kemungkinan lain soal penyebab banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel) di luar faktor cuaca.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigadir Jenderal Rusdi Hartono menuturkan keterangan yang pihaknya dapatkan sejauh ini menyebutkan bahwa banjir itu terkait dengan cuaca.
"Untuk sementara yang diterima Bareskrim pada saat itu curah hujan sangat tinggi," kata Rusdi kepada wartawan saat dikonfirmasi, Jakarta, Senin (25/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ada hal-hal lain yang terkait masalah banjir di Kalsel tentunya Bareskrim akan menindaklanjuti," tambahnya.
Menurutnya, kesimpulan sementara soal faktor cuaca itu didapatkan tim Bareskrim Polri saat turun ke lapangan.
"Memang pada saat banjir tersebut cuaca pada saat itu khususnya hujan sedang tinggi," kata dia, "Juga Bareskrim menanyakan kepada Syahbandar pada saat itu air laut pun sedang tinggi sehingga ini sangat mempengaruhi aliran air hujan menuju ke pantai. Ini berpengaruh terhadap banjir di Kalsel."
Terlepas dari itu, pihaknya membuka kemungkinan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan kepada sejumlah pihak.
"[Pemeriksaan] itu lanjutnya nanti akan dilakukan tindakan lanjut oleh Bareskrim," jawabnya, saat ditanya soal potensi pemeriksaan terhadap Dinas terkait dan korporasi tertentu.
Sebagai informasi, banjir di Kalsel sempat kembali mencuat ke publik pada awal Januari kemarin. Setidaknya, hampir 10 Kabupaten/Kota ikut terendam.
Greenpeace Indonesia menduga banjir Kalsel disebabkan Daerah Aliran Sungai (DAS) telah kehilangan sekitar 304.225 hektare tutupan hutan sepanjang 2001-2019. Sebagian besar sudah berubah menjadi perkebunan kelapa sawit.
Walhi pun mengungkap ada pemberian 427.952 hektare lahan konsesi di era Presiden Jokowi. Hal itu dianggap berpengaruh pada kondisi lingkungan.
Menteri LHK Siti Nurbaya, dan sejumlah pejabat lainnya, menyatakan bahwa penyebab utama bencana banjir di Kalsel adalah anomali cuaca.
(mjo/arh)