
Melati Wijsen, Inisiator Setop Sampah Plastik Asal Bali

Remaja yang juga aktivis lingkungan asal Bali, Melati Wijsen, merupakan inisiator gerakan setop gunakan kantong plastik. Baru-baru ini perempuan berusia 20 tahun itu menjadi pembicara dalam program dialog Time 100 Talks.
Dikutip dari situs resmi Bye Bye Plastic Bags, Melati memulai gerakan ini bersama adiknya, Isabel Wijsen saat usianya baru menginjak 12 tahun sedangkan adiknya 10 tahun.
Mereka mendirikan Bye Bye Plastic Bags atau Gerakan Selamat Tinggal Kantong Plastik dan bertekad membebaskan Bali dari ancaman tas plastik pada 2013.
Suatu hari, ketika arus besar membawa berton-ton sampah plastik ke pulau Dewata, ia dan adiknya mengambil sampah dari 115 titik di pulau itu.
Melati berdiri di bak sebuah truk dan dengan megaphone di tangannya berhasil membuat ribuan orang membantu mereka.
Mereka mengumpulkan sampah dari laut, sungai, dan jalanan pulau dewata.
Kakak beradik ini mengaku turun ke jalanan setelah terinspirasi oleh sosok Nelson Mandela, Lady Diana, dan Mahatma Gandhi. Dari mereka pula, Melati dan saudaranya belajar strategi gerakan sosial.
Salah satunya ketika Melati dan Isabel menyadari gerakannya membutuhkan dukungan dari pemerintah setempat. Mereka kemudian mengumpulkan petisi dan berhasil mendapatkan 100 ribu tanda tangan. Namun, dukungan sebanyak itu belum berhasil membuat mereka bersua dengan gubernur.
Dua bocah ini kemudian nekat melakukan mogok makan setelah terinspirasi strategi perlawanan Mahatma Gandhi. Kenekatannya berhasil membuat Gubernur Bali saat itu I Made Mangku Pastika mau ditemui dan bersepakat mewujudkan Bali tanpa kantong plastik pada Januari 2018.
Tidak hanya membersihkan laut, sungai, dan jalanan, melalui Bye Bye Plastic Bags mereka membuat desa percontohan.
![]() |
Melati dan teman-temannya membantu toko-toko setempat serta 800 keluarga menggunakan tas dari bahan alternatif yang membuat mereka berhenti menggunakan tas plastik.
Gerakan yang dirintis Melati mendapatkan dukungan global. Tiga tahun sejak dua kakak beradik itu memulai gerakannya, sebanyak 13 negara menunjukkan ketertarikan mereka untuk mendukung gerakan Bye Bye Plastic Bags.
Dalam empat tahun terakhir, Bye Bye Plastic Bags telah berhasil membuat 57.500 orang di 430 lokasi mencegah 115 ton plastik mencemari lautan.
Berdasarkan survei Making Oceans Plastic Free, salah satu partner Bye Bye Plastic Bags, jumlah kantong plastik berkurang 40 persen pada 2020.
Sementara, jenis sampah plastik yang paling umum ditemui adalah bungkus makanan dari plastik sebanyak 20 persen, puntung rokok 17 persen, serta botol dan gelas plastik sebanyak 16 persen.
"There is still a long way to go," sebagaimana dikutip dari situs resmi Bye Bye Plastic Bags.
Tidak hanya itu, dengan proyek Mamas Mountain, lembaga swadaya masyarakat yang bernaung di bawah yayasan Bumi Indah ini memberdayakan perempuan warga lereng Gunung Batukaru.
Mereka yang biasanya hanya menggantungkan diri pada sektor pertanian, kini bisa membuat tas dari bahan daur ulang dan mendapatkan bayaran dari setiap tas yang mereka buat.
"Ketika kamu mendukung perempuan, kamu tidak hanya memberdayakan anak-anak, komunitas, dan desa, melainkan juga mendorong perekonomian," kata Melati sebagaimana dikutip dari situs resmi Bye Bye Plastic Bags.
Kakak beradik ini juga pernah diundang ke forum dunia seperti acara World Oceans Day 2017 yang diadakan oleh PBB di New York dan berbicara di TED Talks di London.
(iam/psp)[Gambas:Video CNN]
Mengenal Kain Endek yang Resmi Dipakai Warga Bali Tiap Selasa
Bandara Ngurai Rai Pangkas Jam Operasional Mulai 18 Februari
Sandiaga Temui Airlangga Bahas Pinjaman Rp9,4 T untuk Bali
Sandiaga dan Gubernur Bali Bahas Pinjaman Lunak Rp9,9 Triliun
PLN Dapat Utang Rp4,3 T Dari AIIB Untuk Listrik Jawa-Bali

BMI Demokrat Sindir Moeldoko Pernah di Partai, Tanpa Prestasi
Nasional • 1 jam yang lalu
KPK Dilemahkan, Novel Titip Kapolri Awasi Korupsi Internal
Nasional 45 menit yang lalu
DPR Soroti Ego Sektoral Prajurit Buntut Penembakan Cengkareng
Nasional 2 jam yang lalu