Juru Bicara Satgas Penangan Covid-19 Wiku Sasmito menilai nihil kasus di empat daerah Papua dan Papua Barat disebabkan tes yang belum memenuhi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Provinsi Papua dan Papua Barat memang belum memenuhi standar WHO dari segi testing," jelas Wiku melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Rabu (27/1).
Sesuai ketentuan WHO, standar tes Covid-19 yakni 1/1000 dari jumlah penduduk per Minggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara di Papua, berdasarkan data dari laman covid19.papua.go.id, spesimen yang diperiksa per 25 Januari pukul 19.00 WIT sebanyak 87.904.
Untuk kasus terkonfirmasi positif di Papua per 26 Januari sebanyak 14.733 orang, dan untuk Papua Barat 6.584 orang.
Sebelumnya Satgas Covid-19 mencatat ada empat daerah di Papua dan Papua Barat yang bebas dari penyebaran virus Covid-19. Empat daerah tersebut yakni Kabupaten Puncak Jaya, Dogiyai, dan Intan Jaya serta satu Kabupaten di Papua Barat yakni Pegunungan Arfak.
Wiku menjelaskan, secara umum wilayah itu bukan perkotaan dengan jumlah penduduk banyak dan tingkat mobilitas tinggi sehingga berpengaruh pada rendah bahkan ketiadaan kasus di sana.
Senada dengan Wiku, Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Alexander Ginting menjelaskan terkait testing di keempat daerah yang tidak berdampak Covid-19 itu. Diakuinya, di sana hanya dilakukan rapid test. Sementara PCR hanya ada di provinsi.
"Testing PCR enggak, tapi rapid test dilakukan. Tapi dia kalau misalkan positif kan sudah pasti bisa menunjukkan positif," terangnya via telepon saat dihubungi CNNIndonesia.com.
Alexander mengatakan, nihil kasus di keempat daerah itu merujuk pada laporan hasil pantauan Puskesmas, RS, klinik swasta atau pemerintah.
![]() |
Menurut data yang dihimpun Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat per 26 Januari, sebanyak 32.730 spesimen telah diperiksa. Hasilnya, 6.584 spesimen dinyatakan positif, dan 26.146 spesimen negatif.
Dari total spesimen yang telah diperiksa, tidak ada tes yang dilakukan di Kabupaten Pegunungan Arfak.
Sebagai informasi,jumlah penduduk di kabupaten Arfak sebanyak 28.286 jiwa per tahun 2018.
Alexander menyampaikan langkah pemerintah setempat sejauh ini berupa tindakan preventif dan tindakan screening. Untuk screening, dilakukan jika ada orang lintas batas atau berpergian jauh.
"Kalau ada lintas batas kan bandaranya dicek, engga mungkin di situ sebagai pemeriksaan. Dari berbagai RS yg ada, tidak ada laporan yang menyatakan Papua tidak diperiksa. Papua itu ada yang diperiksa, tapi untuk kabupaten tersebut tidak muncul kasus terkonfirmasi positif," jelasnya.
Pada Selasa (26/1) kasus terkonfirmasi positif di Indonesia tembus satu juta. Lebih rinci, sebanyak 1.012.350 orang dinyatakan positif, kasus kesembuhan mencapai 820.356 orang dan 28.468 meninggal dunia.
(isa/psp)