Hujan abu terjadi di wilayah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah setelah Gunung Merapi erupsi, Rabu (27/1). Setidaknya Merapi mengeluarkan awan panas sebanyak 22 kali.
Informasi soal hujan abu Merapi tersebut disampaikan oleh akun Twitter @jalinmerapi. Abu menyelimuti daerah Tegalmulyo, Klaten. "Hujan abu di Tegalmulyo atas #canguk #pajegan klaten," demikian cuitan akun tersebut.
Dalam video yang turut diunggah, terlihat abu mulai menyelimuti jalan, pohon, hingga atap rumah warga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, warga Klaten bernama Serafica Gischa menuturkan informasi yang ia terima hujan abu baru terjadi di daerah Kemalang, Klaten.
"Klaten yang hujan abu katanya baru daerah Kemalang, Klaten utara belum," kata Gischa.
Hal senada juga disampaikan Aditya Jaya Iswara. Ia menyebyt rumahnya yang berlokasi di Kecamatan Bareng Lor, Klaten Utara belum terdampak hujan abu. "Rumahku enggak ada," ujarnya.
Sementara itu, Camat Cangkringan, Suparmono mengatakan dampak luncuran awan panas Merapi kali ini mengarah ke Klaten, Jawa Tengah. Ia menyebut daerah Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta masih tergolong aman.
"Sementara abunya ke timur, mengarah ke Klaten (Jateng)," ucap Suparmono kepada CNNIndonesia.com, Rabu (27/1).
Suparmono menyebut warga Dusun Kali Tengah Lor, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, sempat berkumpul untuk bersiap mengungsi. Namun, akhirnya mereka kembali ke rumah masing-masing.
Menurutnya, erupsi cukup besar terjadi sekitar pukul 13.30 WIB dan mengarah ke barat daya, yakni Kali Krasak dan Kali Boyong, dengan jarak luncur sekitar 1,6 km dari puncak. Sementara wilayah Cangkringan berada di sisi selatan-tenggara.
"Kami minta warga tetap tenang dan lebih waspada," ujarnya.
Sumo, warga Ngrangkah, Cangkringan, Sleman juga menuturkan tak ada hujan abu di wilayahnya. Kendati demikian, kata Sumo, saat ini warga di Ngrangkah telah bergerak untuk mencari tempat yang lebih aman.
"Situasi kondisi sekarang ini masih mandali, masih amanlah bisa dikatakan seperti itu, tapi kita bukan merasa nyaman maka kita akan melakukan pergerakan untuk mencari tempat yang aman dan nyaman," ujarnya.
Sebagian warga Kali Tengah Lor yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III Erupsi Gunung Merapi ini sempat diungsikan selama sekitar satu bulan, sejak status Merapi dinaikkan ke Siaga (Level 3). Namun, berdasarkan Surat Edaran dari Bupati Sleman dan merujuk pada laporan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY, pada Selasa (26/1) kemarin, mereka dipulangkan ke rumah masing-masing.
Sebelumnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran 22 kali pada Rabu (27/1). BPPTKG juga mencatat akibat awan panas tersebut, terjadi hujan abu dengan intensitas tipis di beberapa desa di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali, dan Boyolali kota.
(dis/sut/fra)