Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengeluarkan imbauan meminta warga sekitar Gunung Merapi, Jawa Tengah mewaspadai bahaya tumpahan lahar buntut erupsi.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida memaparkan Gunung Merapi tercatat meluncurkan 36 kali guguran awan panas sejak pukul 00.00-14.00 WIB, Rabu (27/1).
"Sehubungan dengan hujan abu yang masih terjadi di area puncak, maka masyarakat perlu waspadai bahaya lahar. Terutama saat hujan terjadi di puncak Gunung Merapi," kata Hanik Humaida melalui rekaman suara, Rabu (27/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanik menambahkan luncuran awan panas Gunung Merapi terdeteksi dengan jarak antara 500 sampai 3 ribu meter ke arah barat daya atau menuju hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.
Awan panas tersebut, sambung dia, tercatat di seismograf dengan amplitudo 15 sampai 60 milimeter dan berdurasi 82 sampai 197 detik.
Pada beberapa desa di Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Boyolali dan Boyolali Kota, hujan abu terjadi dengan intensitas tipis.
Itu sebab masyarakat di sekitar kawasan Gunung Merapi yang beraktivitas di luar rumah diimbau untuk mengenakan masker, kacamata dan, menutup sumber air.
Hanik pun meminta warga menjauhi wilayah bahaya yang ditetapkan pada radius 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi pada alur Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, dan Kali Putih. Wilayah ini memiliki potensi bahaya guguran lava dan awan panas.
"Sedangkan erupsi eksplosif masih berpeluang terjadi dengan lontaran material vulkanik diperkirakan menjangkau radius 3 kilometer dari puncak," tambah Hanik.
![]() |
Petugas di Posko Tanggap Darurat Bencana Gunung Merapi telah mengevakuasi warga Turgo Purwobinangun Pakem ke gedung sekolah dan lapangan terdekat.
Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menyiapkan barak pengungsian di Watuadeg Purwobinangun Pakem. Akses menuju Jalan Turgo Purwobinangun Pakem pun telah ditutup untuk aktivitas umum.
Kendati berkali mengalami erupsi, hingga kini Gunung Merapi masih berada pada level 3 atau berstatus Siaga sejak 5 November 2020. Meski terdapat peningkatan aktivitas, kondisi ini tidak mengganggu aktivitas bandara terdekat.