Awan Panas ke Barat Daya, Pengungsi Merapi Glagaharjo Pulang

CNN Indonesia
Jumat, 29 Jan 2021 21:22 WIB
Kabid Kedaruratan BPBD Sleman mengatakan pengungsi diizinkan pulang karena guguran awan panas dari Merapi cenderung ke arah Barat Daya, bukan lereng sisi timur.
Petugas membantu menurunkan lansia dari kendaraan truk yang membawa pengungsi erupsi Merapi, Sleman, DI Yogyakarta, 27 Januari 2021. (AFP/AGUNG SUPRIYANTO)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengungsi dari Dusun Kalitengah Lor, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, di barak pengungsian Glagaharjo saat terjadi erupsi Gunung Merapi pada Rabu (27/1) terpantau sudah pulang ke rumah masing-masing.

Pengungsi pulang karena potensi ancaman guguran awan panas cenderung ke arah barat daya.

"Sebelumnya saat terjadi erupsi dan awan panas guguran Merapi pada 27 Januari, sebanyak 41 warga Kalitengah Lor kembali diungsikan ke barak Glagaharjo. Namun sekarang semuanya sudah pulang ke rumah masing-masing," kata Kepada Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman, Makwan, Jumat (29/1) seperti dilansir Antara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan ara pengungsi diizinkan kembali ke rumah karena pertimbangan Dusun Kalitengah Lor ini berada di lereng Merapi sisi timur. Sementara itu, berdasarkan pemantauan selama ini, arah luncuran awan panas Gunung Merapi dominan ke arah barat daya di hulu Sungai Boyong dan Krasak.

"Namun, jika dalam perkembangannya kondisi di Dusun Kalitengah Lor dirasa tidak aman, maka warga di dusun tersebut diungsikan kembali ke barak Glagaharjo," kata Makwan.

Diketahui, sebelumnya, warga kelompok rentan di Kalitengah Lor ini setelah aktivitas Gunung Merapi naik menjadi Siaga (Level III) pada 5 November 2020 telah diungsikan ke barak pengungsian Glagaharjo.

Setelah ada rekomendasi dari BPPTKG Yogyakarta bahwa terjadi perubahan arah guguran material vulkanis Merapi yang dominan ke arah barat daya, maka pengungsi Dusun Kalitengah Lor ini diperbolehkan pulang ke rumah pada 26 Januari 2021.

Namun, baru sehari pulang ke rumah, pada 27 Januari terjadi erupsi dan awan panas guguran di Gunung Merapi hingga sebanyak 56 kali. Alhasil, warga kelompok rentan di Kalitengah Lor ini kembali diungsikan ke barak Glagaharjo.

Makwan mengatakan saat ini pengungsi erupsi Merapi yang masih berada di barak yakni warga kelompok rentan dari Dusun Turgo, Kecamatan Pakem yang diungsikan ke barak Purwobinangun di Watuadeg, Purwobinangun.

"Saat ini di barak pengungsian Purwobinangun terdapat sebanyak 159 pengungsi dari Dusun Turgo," katanya.

Pengungsi tersebut terdiri dewasa laki-laki 37 orang dan perempuan 48 orang, anak laki-laki 14 perempuan 1, bayi laki-laki 2 perempuan 1, balita laki-laki 5, balita perempuan 2 dan ibu hamil 2 orang, ibu menyusui 3, lansia laki-laki 18 perempuan 16.

"Kemudian untuk pengungsi warga rentan di Dusun Ngrangkah yang dievakuasi ke Barak Barak Plosokerep Umbulharjo, Cangkringan sebanyak 10 jiwa terdiri dewasa dua orang, anak lima orang dan balita tiga orang. Semuanya ini masih dalam satu keluarga (KK)," katanya.

Ia mengatakan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor Selatan-Barat Daya meliputi Sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih sejauh maksimal 5 km.

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak Gunung Merapi.

"Semua aktivitas penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III untuk dihentikan. Kawasan Wisata di wilayah Sleman yang di tutup sementara; Klangon, Bunker Kaliadem, Kinahrejo dan Wisata Religi Turgo," katanya.

Sementara itu, dalam keterangannya, Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan setelah melakukan pemantauan dengan drone ke arah Kali Boyong, pihaknya mendapati bahwa luncuran awan panas pada 27 Januari lalu yang terjauh mencapai 3,5 kilometer.

(antara/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER