Volume Kubah Lava Merapi Menurun Akibat Aktivitas Awan Panas

CNN Indonesia
Jumat, 29 Jan 2021 23:41 WIB
BPPTKG menyebut penurunan kubah lava Gunung Merapi secara umum dapat berpotensi mengurangi bahaya.
Gunung Merapi mengeluarkan asap sulfatara terlihat dari Turi, Sleman, D.I Yogyakarta, Senin (11/1/2021). (Foto: Antara Foto/Andreas Fitri Atmoko)
Jakarta, CNN Indonesia --

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut terjadi penurunan volume kubah lava Gunung Merapi dari 25 Januari hingga 28 Januari 2021.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengungkapkan penyebab utama penurunan karena adanya aktivitas guguran dan awan panas yang terjadi sepanjang 26 dan 27 Januari. Aktivitas vulkanik selama dua hari itu mengurangi sekitar 95 ribu meter kubik volume lava.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada tanggal 25 Januari 2021 volume kubah lava 2021 terukur sebesar 157.000 meter kubik. Kemudian pada tanggal 28 Januari 2021 berkurang menjadi 62.000 meter kubik terutama akibat aktivitas guguran dan awan panas yang terjadi pada tanggal 26 dan 27 Januari 2021," kata Hanik dalam keterangannya, Jumat (29/1).

Hanik menjelaskan, saat luncuran awan panas terjadi, material-material yang ada ikut terlontar.

"Jadi penurunan kubah lava karena memang sebagian sudah terlontar pada saat terjadi awan panas kemarin. Jadi kan awan panas mengeluarkan material-material yang ada," terang dia.

Berdasarkan data, Hanik menjelaskan, luncuran awan panas paling banyak terjadi pada Rabu (27/1) lalu. Saat itu, lanjut dia, terjadi 52 kali luncuran awan panas ke sektor barat daya yakni di hulu Kali Krasak dan Boyong.

"Ini maksimum jarak luncur 3.000 meter ke arah barat daya," ucap dia.

Lebih lanjut, menurut Hanik, dengan menurunnya volume kubah lava yang cukup signifikan itu, potensi bahaya Merapi pun ikut berkurang.

"Secara umum iya [potensi bahaya berkurang]. Namun yang perlu kita diperhatikan kalau ada suplai dari dalam, ini yang kita tidak pernah tahu. Tapi sampai saat ini berarti memang potensi itu lebih kecil, sehingga untuk terjadinya awan panas itu bisa juga potensinya menurun," jelas Hanik lagi.

Diketahui, status Gunung Merapi saat ini adalah siaga atau pada level III. Status ini naik dari waspada (level II) pada Kamis, 5 November 2020 lalu.

INFOGRAFIS FAKTA MENARIK GUNUNG MERAPIInfografis Fakta Menarik Gunung Merapi. (CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi)

(yoa/nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER