Novel Respons Pelaporan Terkait Maaher: Aneh dan Tak Penting

CNN Indonesia
Kamis, 11 Feb 2021 17:40 WIB
Penyidik KPK Novel Baswedan menyebut kicauan terkait kematian Maaher At-Thuwailibi di Rutan Bareskrim sebagai bentuk keprihatinan.
Penyidik KPK Novel Baswedan mengaku tak terbiasa menanggapi hal yang tak penting seperti pelaporan dirinya ke Bareskrim Polri soal kematian Maaher. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menganggap pelaporan dirinya ke Bareskrim Polri terkait kicauan soal kematian Soni Eranata alias Maaher At-Thuwailibi sebagai hal yang tak penting.

"Saya enggak terbiasa menanggapi hal yang aneh dan enggak penting," kata Novel kepada CNNIndonesia.com, Kamis (11/2).

Novel mengatakan kicauan dirinya terkait kematian Maaher saat yang bersangkutan menjalani masa penahanan di Rutan Bareskrim Polri sebagai bentuk keprihatinan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terlebih ini kasusnya penghinaan. Rasa kemanusiaan mana yang tidak terganggu? Miris," ujarnya.

Sementara Ketua Wadah Pegawai KPK,Yudi Purnomo Harahap menyayangkan laporan terhadap penyidik senior KPK tersebut. Yudi menyebut Novel tak terpengaruh atas laporan itu dan tetap bekerja menangani kasus korupsi.

"Bang Novel sendiri tidak terpengaruh dengan laporan tersebut. Tadi beliau masih bekerja memimpin satgasnya mengungkap kasus korupsi yang mereka tangani," kata Yudi kepada CNNIndonesia.com.

Sebelumnya, Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Mitra Kamtibmas (PPMK) melaporkan Novel Baswedan ke Bareskrim Polri terkait pernyataannya soal kematian Soni Eranata alias Maaher At-Thuwailibi.

Wakil Ketua Umum DPP PPMK Joko Priyoski menuding Novel telah menyebarkan berita bohong alias hoaks terkait kematian Maaher. Menurutnya, Novel juga tak memiliki kewenangan untuk mengomentari lembaga penegak hukum lain.

Kicauan yang dimaksud adalah sikap Novel yang mempertanyakan alasan pihak kepolisian tetap menahan Maaher, padahal yang bersangkutan sempat mengeluh sakit selama berada di Rutan Bareskrim. Menurutnya, aparat penegak hukum jangan keterlaluan.

"Innalillahi Wainnailaihi Rojiun. Ustadz Maaher meninggal di rutan Polri. Padahal kasusnya penghinaan, ditahan, lalu sakit. Orang sakit, kenapa dipaksakan ditahan? Aparat jangan keterlaluanlah.. Apalagi dengan Ustadz. Ini bukan sepele lho," cuit Novel melalui akun twitternya @nazaqistsha, Selasa (9/2).

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono menyatakan Maaher dalam kondisi sehat saat awal masuk rumah tahanan. Maaher baru mengeluhkan sakit usai menjalani penahanan. Ia juga sudah mendapat perawatan dari dokter RS Polri.

Namun, Argo menyatakan tak bisa membeberkan riwayat penyakit yang diderita Maaher. Menurutnya, penyakit yang diderita Maaher sensitif.

(ryn/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER