9 Hektare Lahan Gambut Ludes Imbas 2 Hari Karhutla di Sumsel

CNN Indonesia
Kamis, 11 Feb 2021 20:14 WIB
Kebakaran lahan gambut. (ANTARA FOTO/JOJON)
Palembang, CNN Indonesia --

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Desa Mekar Jaya [sebelumnya ditulis Muara Medak], Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan padam setelah dua hari terbakar.

Diperkirakan lebih kurang sembilan hektare lahan gambut hangus akibat kebakaran tersebut. Sumber api belum diketahui asalnya.

Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori mengatakan, kebakaran lahan yang diketahui sejak Selasa (9/2) malam tersebut mulai padam sejak pukul 23.00, Rabu (10/2). Api padam didukung oleh turun hujan dengan intensitas sedang di kawasan tersebut

Saat tim gabungan mengecek ke lokasi Kamis (11/2) pagi, api padam namun masih menyisakan asap di beberapa titik.

"Luasan lahan yang terbakar diperkirakan sekitar sembilan hektare, tim di lapangan sedang memastikan luasan lahan yang terbakar menggunakan drone. Untuk titik-titik yang masih berasap sedang dilakukan mapping up mencegah terjadinya kebakaran lagi. Kedalaman gambut di kawasan itu mencapai 30 sentimeter, sehingga bahan bakar masih banyak di dalam tanah," ujar Ansori, Kamis (11/2).

Dirinya berujar, tim pemadaman mengalami kendala sulitnya akses masuk ke lokasi yang terbakar. Tim Manggala Agni bersama anggota Polsek Bayung Lencir masih berada di lokasi untuk memastikan tidak terjadi lagi titik api.

"Tim pemadaman di lapangan bermalam di sana, karena sulit untuk keluar masuk apalagi membawa peralatan pemadaman ke lokasi. Di lokasi saat ini tidak ada hujan," kata dia.

Sementara itu Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim, Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Wilayah Sumatera Ferdian Krisnanto, mengatakan, perlu upaya pencegahan dan penanganan karhutla lebih dini oleh Pemprov Sumsel tahun ini.

Berkaca dari penanganan pada tahun lalu, dia berujar, penanganan lebih dini dapat menekan luasan lahan terbakar secara signifikan.

Dia berkata beberapa langkah pencegahan yang dilakukan pada 2020 dianggap berhasil menekan angka titik panas dan titik api adalah penggunaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Teknologi tersebut dapat membuat lahan gambut tetap basah meski memasuki musim kemarau.

"Penggunaan TMC lebih dini dapat menurunkan titik api sebesar 70 persen di tahun 2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dari 17.024 titik api di 2019 menjadi 4.232 di 2020. Status kesiapsiagaan dari pemerintah menjadi penting untuk mobilisasi upaya, persiapan SDM, serta pendanaan pada fase pencegahan," kata Ferdian. (idz)

(idz/wis)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK