Wagub DKI Harap Imlek Tak Berdampak Signifikan ke Kasus Covid

CNN Indonesia
Selasa, 16 Feb 2021 04:34 WIB
Ilustrasi perayaan Imlek di ibu kota. (Foto: REUTERS/WILLY KURNIAWAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengklaim libur Tahun Baru Imlek 2021 tak berdampak pada lonjakan kasus positif Virus Corona (Covid-19).

"Tidak ada kerumunan yang luar biasa di manapun dalam perayaan Imlek, dan juga jumlah yang keluar kota menurut pemantauan juga tidak sebesar daripada libur panjang sebelumnya," ujar dia, di Balai Kota Jakarta, Senin (15/2).

"Kami juga apresiasi kepada masyarakat, dan mudah-mudahan hasil daripada libur panjang Imlek ini tidak memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan Covid, mudah-mudahan justru adanya penunurunan," lanjutnya.

Sebelumnya, dalam sejumlah kesempatan, jumlah kasus positif Covid-19 di Jakarta kerap melonjak setelah ada momen libur panjang.

Hal itu terlihat dari meningkatnya sejumlah tingkat keterisian rumah sakit dua pekan usai libur panjang. Misalnya, keterisian tempat tidur Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat sempat mencapai 82,73 persen setelah momen libur akhir tahun.

Sementara itu, sampai dengan hari ini, Senin (15/2), kasus positif di Jakarta secara kumulatif mencapai 317.432 kasus. Dari total kasus tersebut, sebanyak 295.545 sudah dinyatakan sembuh, dan 4.561 meninggal.

Terpisah, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 di wilayahnya menurun selama masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

"Saya laporkan juga PPKM secara umum berhasil per hari ini yaitu keterisian rumah sakit. Alhamdulillah, sudah di bawah standar PBB, 58 persen," kata Ridwan di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (15/2).

Diketahui, PBB melalui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerapkan standar atau batas aman keterisian ruang rawat Covid-19 di rumah sakit sebanyak 60 persen. Adapun okupansi di Jabar sempat melebihi 70 persen sebelum PPKM diterapkan.

"Perlahan angka ini kemudian terus turun, terutama setelah ada kebijakan PPKM. Standar kritis (tingkat keterisian) nasional yang 70 persen juga dilewati, standar kritis WHO juga sudah dilewati," ujar Ridwan Kamil.

Soal tingkat kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan, Emil, sejauh ini masih konsisten di atas angka 80 persen.

"Jadi sebenarnya sudah membaik dan Alhamdulillah kasus-kasus yang double-double dengan masa lalu juga sudah berkurang sehingga tidak mengagetkan seperti yang awal-awal di Januari 2021," ucap pria yang karib disapa Emil itu.

Infografis Daftar Warga Disuntik Vaksin Covid Tahap Dua. (Foto: CNN Indonesia/Fajrian)

Meski demikian, Emil menyatakan pelaksanaan PPKM di 27 kabupaten/kota di Jabar akan terus dievaluasi. Dia berharap, jika kondisi terus menunjukkan perbaikan, pelonggaran aktivitas masyarakat di Jabar dapat dilakukan.

"Kelihatannya dengan statistik yang membaik mudah-mudahan kita bisa ada pelonggaran dengan cara tetap produktif tapi tetap dengan 5 M sekarang," katanya.

Adapun kasus terkonfirmasi Covid-19 di Jabar telah mencapai 175.003 kasus. Sebanyak 25.339 masih menjalani perawatan atau isolasi, sedangkan 147.551 telah selesai atau sembuh isolasi..Data kematian akibat Covid-19 di Jabar mencapai 2.113 orang.

(dmi/hyg/arh)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK