Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut pihaknya menargetkan vaksinasi untuk 300 ribu pedagang pasar se-DKI. Pemprov DKI hingga saat ini masih menunggu kedatangan stok vaksin terbaru.
"Di Jakarta ini kurang lebih ada 300 ribu pedagang yang akan divaksin, sambil menunggu masuknya vaksin ke Indonesia dan Jakarta," kata Riza di Puskesmas Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (17/2).
Menurut Riza, pagi tadi, sekitar 1.500 pedagang di Pasar Tanah Abang juga telah mendapatkan suntikan dosis pertama vaksinasi Covid-19. Mereka merupakan bagian dari 16,9 juta petugas pelayanan publik sasaran penerima vaksin Covid tahap kedua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Riza, Pemprov DKI menargetkan 10 ribu pedagang Pasar Tanah Abang menerima suntikan vaksinasi. Proses ini akan berlangsung selama enam hari ke depan. Politikus Partai Gerindra itu berharap proses vaksinasi bisa terlaksana lebih cepat.
"Supaya seluruh bangsa Indonesia bisa divaksin. Tugas kita sebagai jajaran menyiapkan ini semua, melaksanakan, memberikan pelayanan terbaik," tuturnya.
Sementara itu, Pemprov Jawa Barat menggelar vaksinasi Covid-19 tahap kedua secara massal di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Kota Bandung, Rabu (17/2).
Koordinator Gebyar Vaksinasi Covid-19 Tingkat Jawa Barat, Nina Susana Dewi mengatakan kegiatan vaksinasi akan berlangsung selama dua hari mulai hari ini dan besok Kamis (18/2). Adapun sasarannya total sebanyak 2.300 tenaga kesehatan dan penunjang layanan kesehatan di Jabar.
"Ini merupakan penyuntikan vaksin Covid-19 dosis kedua. Dosis pertama sudah diberikan 2 minggu lalu, sasaran kita sekitar 850 orang dan besok lebih banyak sekitar 1.450 orang. Jadi diharapkan semua yang sudah diberikan dosis pertama bisa datang untuk dilakukan dosis kedua di Sabuga ini," kata Nina.
Tim pelaksana dari Gebyar Vaksinasi Covid-19 Jabar ini terdiri dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jabar, Dinkes Kota Bandung, KKP, Poltekkes, dan Rumah Sakit Hasan Sadikin.
Selama gebyar dilaksanakan, para penerima vaksin Covid-19 adalah mereka yang bekerja di bidang kesehatan baik itu dari institusi maupun residen, karyawan rumah sakit, serta institusi lain seperti dari Fakultas Kedokteran, serta persatuan profesi perawat dan farmasi.
"Kalau enggak bisa datang hari ini bisa besok. Apakah ditunda, komorbid, atau ada hal yang tidak bisa disuntik hari ini kami lakukan di kemudian hari," ujar Nina.
Nina menerangkan, pada penyuntikan dosis pertama ada 3.300 SDM kesehatan yang menjadi sasaran vaksinasi. Namun, karena berbagai faktor seperti adanya komorbid, jumlah SDM yang disuntik hanya 2.300.
(dmi/hyg/ain)