Puluhan pengungsi korban longsor di Dusun Selopuro, Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, mengalami keracunan massal, Kamis (18/2) malam.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Nganjuk, Nafhan mengatakan sejumlah warga, mengalami gejala muntah, mual, pusing dan diare. Ia menduga puluhan warga tersebut keracunan karena menyantap makanan ringan dari sumbangan donatur.
"Diduga karena makanan ringan dari donatur," kata Nafhan, Jumat (19/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nafhan mengklaim penyebab keracunan bukan berasal dari makanan yang diolah Tagana Kemensos di dapur umum. Makanan dari dapur umum telah didistribusikan sejak sore.
Peristiwa keracunan massal terjadi pada pukul 23.00 WIB, beberapa jam setelah makanan ringan dari donatur dibagikan.
Nafhan juga mengaku belum mendapat jumlah pasti berapa korban keracunan ini. Ia hanya mengatakan warga yang keracunan ringan lebih dari 10 orang. Mereka kini dilarikan ke puskesmas dan rumah sakit terdekat.
"Ringan lebih dari 10 orang dirawat di Puskesmas. Yang di RS belum dipastikan pengungsi atau relawan," katanya.
Senada, Kapolres Nganjuk AKBP Harviadhi Agung Pratama mengatakan penyebab keracunan puluhan pengungsi bukan disebabkan oleh makanan dari dapur umum, melainkan diduga karena mie ayam yang dibagikan oleh donatur.
"Warga yang mengalami gejala tersebut diperkirakan akibat mengkonsumsi mie ayam yang dibagikan sore hari sekitar pukul 15.00 WIB oleh salah satu donatur atau pemberi bantuan. Jadi saya tekankan bukan dari dapur umum," kata Harviadhi.
Untuk menyelidiki kasus ini, Polres Nganjuk pun menurunkan Satreskrim dan INAFIS. Pihaknya juga telah membawa beberapa sampel makanan mie ayam untuk proses uji lab.
Hasilnya, diduga kuat para warga keracunan karena kandungan formaldehida atau formalin di dalam mie ayam tersebut. Dari beberapa unsur yang diuji hanya formalin yang angkanya 10.
"Formalin inilah yang kemungkinan menjadi penyebab warga yang mengkonsumsi mie ayam itu mengalami gejala [keracunan]," ujarnya.
Harviadhi mengatakan pihaknya langsung mendalami donatur yang memberi makanan tersebut. Dua orang yang diduga memberikan makanan, akan secepatnya dimintai keterangannya.
"Apabila hasil penyelidikan ada unsur pidana maka kami tingkatkan ke proses penyidikan untuk penegakan hukum," katanya.
Data korban keracunan massal di Posko Pengungsian Ngetos adalah 44 orang dengan rincian, 3 orang dirawat RSUD Nganjuk, 1 RS Bhayangkara Nganjuk, 7 orang di Puskesmas, 33 rawat jalan kembali ke Posko Pengungsian.
Pengungsi korban longsor ditempatkan di SDN Ngetos 3 Ngetos. Sedikitnya terdapat 100 pengungsi dewasa dan 41 pengungsi anak-anak.
(frd/fra)