Anak Buah Anies Sebut Hujan Ekstrem Sebabkan Genangan

CNN Indonesia
Jumat, 19 Feb 2021 20:40 WIB
Pemprov DKI menegaskan sistem drainase DKI hanya mampu menampung hujan sekitar 50-150 mm/hari. Sedangkan hujan dua hari terakhir melebihi batas tersebut.
Banjir melanda Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Jumat (19/2/2021). (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Yusmada Faizal menyebut curah hujan ekstrem di Jakarta menyebabkan genangan. Yusmada mengatakan genangan terjadi di berapa titik Jakarta pada Kamis (18/2) hingga Jumat (19/2) pascahujan yang disebutnya kategori ekstrem.

"Ini catatan dari BMKG, ya, itu hujan ekstrem di titik halim, sampai 160 mm/hari. Hujan sangat lebat di Manggarai, Pasar Minggu, Pakubuwono, dan selanjutnya yang lain-lain itu semua lebat," tutur Yusmada dalam rekaman video yang dibagikan tim Humas Pemprov DKI Jakarta, Jumat (19/2).

Menurut Yusmada, curah hujan itu juga cukup merata hampir di seluruh wilayah Jakarta. Untuk curah hujan di Manggarai dan Pasar Minggu mencapai 130 mm/hari, kemudian di Sunter Hulu mencapai 107 mm/hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, area yang terdampak sangat besar dari hujan dua hari ini itu Jakarta Timur dan Selatan. 

"Akibat hujan ini sempat terjadi genangan-genangan terutama di area Timur aliran kali Cipinang, dan area Daerah Aliran Sungai (DAS) Mampang seperti Tebet," katanya.

Yusmada menekankan, jika melihat intensitas hujan tersebut, maka wajar jika sejumlah wilayah Jakarta tergenang. Dia berdalih sistem drainase Jakarta hanya mampu menampung hujan sekitar 50 hingga 150 mm/hari.

"Sistem drainase kita ini itu didesain berdasarkan curah hujan 50-150 mm/hari, makanya kalau tadi terjadi hujan ekstrem 160, 130 makanya terjadi meluap," ungkapnya.

Yusmada juga mengatakan, terpenting dalam hal penanganan genangan di Jakarta yakni ada dua. Pertama, tidak ada korban jiwa, dan kedua ketika genangan terjadi, hujan berhenti atau sungai surut, maka daerah genangan itu harus diselesaikan dalam kurun waktu enam jam.

"Hujan yang kemarin siang, umumnya tergenang di daerah misalnya jalan raya, pemukiman, saluran mikro perkampungan, itu jam 5 kemarin sudah surut," jelas Yusmada.

"Begitu juga yang hujan tadi malam, dini hari, tadi pagi, jam-jam 9 itu sudah surut. Kecuali memang wilayah yang seperti yang di Cipinang Melayu itu karena besarnya intensitas aliran kali Sunter dan termasuk juga hujan yang di Halim," paparnya menambahkan.

Yusmada juga menyampaikan, untuk dua hingga tiga hari ke depan potensi hujan ekstrem masih ada. Oleh karena itu, pihaknya meminta seluruh warga Jakarta waspada.

"Penting untuk semua kita perlu waspada. Tentu kami Pemprov bersama unsur yang lain TNI-Polri tetap dalam kondisi siaga untuk menanggulangi kejadian-kejadian genangan," pungkasnya.

Sebagai informasi, Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) sempat menjelaskan perbedaan banjir dan genangan. Dalam penjelasannya, LAPAN menyatakan banjir memiliki skala waktu yang terbilang lama, yaitu lebih dari 24 jam.

Pada skala ruang, banjir memiliki ketinggian air lebih dari 40 sentimeter dan mencakup area yang luas. Biasanya memiliki radius lebih dari 100 meter.

Banjir, menurut LAPAN disebabkan karena faktor alam dan manusia dengan kombinasi yang kompleks. Banjir memiliki dampak yang terbilang besar, hingga menyebabkan kerugian materi dan nyawa.

Sementara genangan, memiliki skala waktu yang terbilang singkat. Yaitu kurang dari 24 jam.

(dmi/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER