Kemenkes Belum Bisa Pastikan Penggunaan Vaksin Nusantara
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan vaksin nusantara masih lama digunakan di Indonesia. Nadia mengatakan vaksin nusantara juga belum masuk dalam daftar vaksin Covid-19 yang bisa digunakan di Indonesia.
"Masih lama [penggunaannya], harus melewati tahapan uji klinis dulu," kata Nadia saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (22/2).
Dikarenakan masih dalam tahap evaluasi uji klinis fase I, Nadia mengatakan pihaknya belum bisa memastikan kapan vaksin Covid-19 tersebut bisa digunakan di Indonesia.
Selain itu, vaksin nusantara juga masih harus mendapatkan rekomendasi para ahli dan Komisi Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) untuk memastikan keamanan vaksin Covid-19 tersebut.
"Masih dalam ranah penelitian ya karena nanti menyelesaikan uji klinis fase 1,2,3. Setelah itu nanti rekomendasi para ahli dan ITAGI untuk menjadi masukan terkait jenis vaksin yang digunakan," ujarnya.
Vaksin nusantara yang diprakarsai mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto masih dalam tahap penelitian dan pengembangan. Uji klinis fase I telah rampung, namun saat ini data tersebut masih dievaluasi oleh BPOM.
Pengembangan dan uji klinis vaksin itu merupakan kerja sama antara PT Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma) bersama AIVITA Biomedical asal Amerika Serikat, Universitas Diponegoro (Undip), dan RSUP dr. Kariadi Semarang.
Sementara vaksin merah putih, yang digagas pemerintah pusat, sekarang ini masih dalam tahap pertama yakni riset dan pengembangan yang akan menghasilkan bibit vaksin.
Enam institusi turut terlibat dalam pengembangan Vaksin Merah Putih dengan platform berbeda-beda. Mereka yakni Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, dan Universitas Gadjah Mada.
Dalam program vaksinasi, pemerintah telah menetapkan tujuh merek vaksin yang digunakan di Indonesia. Tujuh vaksin itu yakni vaksin produksi Bio Farma, Astra Zeneca, Sinopharm, Moderna, Novavax Inc, Pfizer Inc and BioNtech, dan Sinovac Biotech.
(mln/fra)