Kemenkes: Harusnya Tes Antigen Sudah Masuk Data Hari Ini
Direktur Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi mengatakan pendataan pasien terkonfirmasi positif infeksi virus corona (Covid-19) yang menggunakan rapid test antigen, sudah mulai masuk sistem.
Semestinya, lanjut Nadia, pendataan jumlah tes dan hasil rapid test antigen itu bisa diinput hari ini. Sehingga kata dia, laporan harian yang diedarkan Satgas Penanganan Covid-19 telah memuat keseluruhan data pemeriksaan, termasuk rapid test antigen.
"Seharusnya sudah masuk, sudah ada data pemeriksaan yang pakai antigen dan yang pakai PCR di pendataan Covid-19 harian," kata Nadia saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (23/2).
Sebelumnya tim Satgas Penanganan Covid-19 mengakui penghitungan laporan nasional data perkembangan kasus belum memasukkan hasil rapid test antigen lantaran sistem belum terintegrasi.
Namun begitu Nadia yang juga Juru Bicara Vaksin Covid-19 dari Kemenkes tersebut memastikan, tidak ada perbedaan perawatan antara pasien positif Covid-19 yang dites menggunakan antigen maupun PCR. Semuanya menurut Nadia, akan menjalani perawatan yang sama.
Perawatan yang dimaksud adalah, ketika pasien bergejala berat maka akan langsung ditangani di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) seperti rumah sakit. Sementara pasien tanpa gejala akan menjalani isolasi mandiri.
Orang yang positif Covid-19 dengan pemeriksaan tes antigen juga tidak perlu lagi melakukan tes PCR untuk diagnosa.
"Jadi perawatannya sama aja, yang positif pakai antigen tak perlu PCR, kalau ada gejala langsung rawat, kalau tanpa gejala dia isolasi mandiri," jelas Nadia lagi.
Diketahui Menkes Budi Gunadi Sadikin telah menetapkan rapid test antigen sebagai alat diagnosis final Covid-19. Hal ini dilakukan untuk mengejar angka ketertinggalan testing dan tracing Covid-19.
Namun setelah lebih dari sepekan ketetapan itu diumumkan, data pemeriksaan rapid test antigen belum tertera dalam laporan harian yang diedarkan Satgas Covid-19.
Sebelumnya, metode diagnosis Covid-19 hanya menggunakan test swab PCR atau mesin TB/TCM. Keduanya sama-sama mengambil spesimen dari pangkal hidung dan tenggorokan. Metode ini bertujuan mencari material genetik yang pada virus corona penyebab Covid-19.
Sementara mekanisme swab antigen bertujuan mencari protein yang terdapat di permukaan virus. Mekanisme swab antigen menggunakan bahan kimia yang lebih sedikit dan lebih sederhana ketimbang swab PCR. Sehingga hasil positif/negatif bisa diketahui lebih cepat.
Meski demikian, tes PCR tetap menjadi 'gold standar' pemeriksaan Covid-19 karena akurasi paling tinggi diantara metode tes lainnya.