Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyoroti perbedaan sikap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam menghadapi masalah banjir.
Juru Bicara DPP PSI Faldo Maldini cenderung memuji sikap Ganjar yang mengakui bahwa banjir yang terjadi di Semarang beberapa waktu lalu. Di sisi lain, Faldo mengkritisi sikap Anies yang kerap menyalahkan pihak lain dalam menghadapi banjir di Jakarta.
"Jateng itu kan sudah mengaku salah, Gubernurnya salah. Selain itu diperbaiki kan apa yang salah, nah kalau mau benar itu kan kita kira harus mengaku dulu, bagus itu enggak nyalahin-nyalahin orang," kata Faldo dalam konferensi pers virtual, Kamis (25/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Faldo tidak melihat hal serupa dilakukan Anies dalam menangani banjir Jakarta. Bahkan, menurut Faldo, Anies cenderung menutupi proses pengendalian banjir.
"Di sini (Jakarta) kan tidak pernah terbuka nih soal proses yang terjadi. Jadi yang sudah dilakukan itu, banjir kiriman atau apapun itu namanya," ungkap Faldo.
Eks Politikus PAN itu juga menyoroti pernyataan Anies dalam menghadapi banjir akhir pekan lalu. Saat itu, Anies mengatakan bahwa mayoritas banjir di Jakarta kala itu berasal dari kiriman daerah hulu atau Bogor dan Depok.
Padahal, kata Faldo dari status siaga saat itu, pintu air Katulampa masih berstatus siaga 4 dan normal.
"Pas dicek ternyata pintu airnya normal. Jadi kalau menurut hemat kami, memang banyak sekali yang tidak terbuka dalam apa yang disampaikan Pak Anies," tuturnya.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyatakan bahwa dirinya adalah orang yang paling bersalah atas peristiwa banjir di sejumlah titik di Kota Semarang, Jawa Tengah pada Selasa lalu (23/2). Kantor Pemprov Jateng pun turut terendam banjir Semarang.
Ganjar menganggap dirinya orang yang paling bersalah saat menjawab saat membalas pernyataan warganet di Twitter. Warganet itu mulanya mengomentari video unggahan Ganjar yang memperlihatkan Stasiun Pompa Kalibaru, Semarang.
(dmi/ain)